Mohon tunggu...
Endar Prasetio
Endar Prasetio Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Ordinary man...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kultur 'Corruptio'

11 April 2011   14:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat dengan pembicaraan dengan seorang kawan yang baru saya kenal di suatu kampus di Jakarta, kami berbicara tentang berita seputar teknologi komputer hingga tentang korupsi. Tanda tanya besar itu adalah "Apakah 'corruptio' di Indonesia ini merupakan demokrasi itu sendiri?" , Saya teringat dengan pembicaraan kami kemarin sore dengan seorang kawan yang berkata bahwa "Reformasi itu hanya perubahan formasi saja, itu berarti hanya letaknya saja yang berubah, tetapi kultur pemerintahaannya tetap sama." Kemudian saya berpikir sejenak, bahwa itu sama dengan yang saya renungkan disepanjang perjalanan menuju kampus tadi, yaitu korupsi atau apalah namanya.

Tidak ada yang jelas mana yang dapat saya jadikan kesimpulan dari pembicaraan sore itu, tetapi semua yang dibicarakan oleh kawan saya itu hanya soal 'Korupsi', padahal awalnya saya berpikir tentang pemilihan umum di Indonesia mengenai yang banyak didengungkan yaitu tentang politik uang dan janji-janji yang partai politik yang sering hanya sebagai simbol kampanye untuk hiasan opini publik agar partainya dapat memenangkan calon yang diusungnya.

Aneh... , mungkin saya yang terlalu banyak berpikir.

Sesampainya dirumah saya meneruskan membaca artikel mengenai GESTOK, tapi ingatan saya masih tentang korupsi. Jika ini yang disebut perubahan dari hasil 'reformasi' maka ini akan menjadi masalah besar bagi perekonomian, dimana harga-harga bahan pokok akan menjadi terasa mahal dan ketersediaan lapangan kerja yang akan menyempit akibat barang-barang yang dijual tidak laku maka akan terjadi pengurangan jam kerja. Tetapi saya akui kurang memahami tentang ekonomi meskipun saya belajar ekonomi, tetapi sebenarnya saya lebih suka berpikir apa yang menurut saya mudah untuk dipikirkan dan tidak terlalu sulit untuk memahaminya kembali.

Tetapi mengenai dampak korupsi itu pun sudah menjadi pertanyaan saya ajukan kepada kawan saya itu, namun dia hanya terdiam dan melanjutkan bercerita tentang 'hukuman untuk pelaku korupsi di jaman presiden RI pertama yaitu Soekarno', yang dihukum mati.

Tetapi karena saya tidak mengerti hukum, maka saya mengabaikannya, namun saya berpikir ada baiknya itu diterapkan pada saat reformasi dulu, atau tidak sama sekali. Memang membutuhkan waktu untuk itu tetapi saya sadar bahwa sebagai bangsa Indonesia yang tidak suka ikut campur urusan orang lain dan mengingat kultur religius di Negara ini sangat kuat dan mayoritas masyarakatnya memiliki sifat pemaaf maka mungkin hanya waktu yang bisa menjawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun