Renungan Singkat Tentang Ridha Kepada Ketentuan Allah Subhanahu Wata'ala
Para salaf ashalih selalu menerima setiap kenyataan dari Allah SWT dan Ridha atas ketentua-Nya. Jika ditinggal mati oleh putra, saudara, keluarga, atau kerabat, mereka akan pasrah dan rela. Sikap ini merupakan sikap pengutamaan kehendak Allah SWT atas keinginan mereka.
Suatu saat putra Nabi Dawud a.s meninggal dunia. Ia betul-betul merasa sedih atas peristiwa itu. Ketika ditanya, "Apa yang menurutmu sepadan sebagai ganti putramu?" Nabi Dawud menjawab, "Emas seisi bumi, dan akan ku infakan semuanya dijalan Allah SWT." Kemudian Allah SWT mewahyukan kepadanya: "Untukmu pahala sebanyak itu ( pahala infak emas seisi bumi.)"
Bakr al-Mazni r.a berkata, "Ditinggal mati orang tua adalah peristiwa biasa; Ditinggal mati saudara memecah dosa; Dan ditinggal mati anak membuat hati retak tak tertambal."
Hatim al-Asham r.a berkata, "Jika melihat orang yang terkena musiabah merobek-robek pakaiannya serta menampakan keluh kesahnya, jangan kau takziahi dia, karena ia sungguh berdosa. Orang yang mentakziahinya berarti telah bersekutu dengannya dalam melakukan dosa. Yang wajib bagimu saat melihat keadaan seperti itu adalah menahannya agar tidak bersikap seperti perbuatannya."
Saudaraku, lihatlah bagaimana para salaf shalih menyikapi berbagai cobaan dan bencana! Bersyukurlah kepada Allah SWT jika engkau mendapati diri sebagai orang yang sabar. Jika tidak, mohonlah ampunan kepada-Nya, dan bertaubatlah! Wallahu A'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H