Mohon tunggu...
Endang Suherman
Endang Suherman Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin mencari teman, sahabat sejati dalam berbagi dan memberi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rapuhnya Kepemimpinan

20 September 2011   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:48 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Indonesia sudah 66 tahun merdeka, akan tetapi kemerdekaan itu hanya semu. Berapa banyak kemiskinan melanda Indonesia. Belum lagi masalah kelaparan, bahaya banjir, gunung meletus dan penyakit kronis yang belum tersembuhkan sampai saat ini  yaitu" KORUPSI BERJAMA'AH ". Sejak tumbangnya ORDE BARU dan berganti REFORMASI keadaan Indonesia tidak semakin baik malah semakin amburadul dan kacau balau dan terpuruk. Tentang Hukum, Tentang Pendidikan dan tentang-tentang yang masih banyak lagi. Tentang hukum selalu tajam apabila hukum menghadap kebawah akan tetapi muntul ketika menghadap keatas. Tentang Pendidikan yang sangat mahal dan semakin tidak terjangkau oleh kalangan menengah kebawah. Jadilah mereka orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan sehingga jadi pengangguran kalau sudah begini tentu yang repot adalah pemerintah sendiri, Untuk menciptakan lapangan kerja yang hanya untuk mereka yang mempunyai kemampuan dalam "FINANCIAL" padahal dalam amanat UUD 45 masalah pendidikan adalah tanggung jawab pemerintah itu artinya pemerintah harus menyediakan sekaolah-sekolah atau sarana-saran pendidikan yang murah kalau perlu gratis dari mulai SD, SMP,SMA bahkan sampai PERGURUAN TINGGI .Mungkin itulah yang diarti oleh  para pejuang bangsa dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda dan sekutunya.

Indonesia dengan kekayaan yang begitu melimpah ruah namun tidak satupun kekayaan alamnya di kelola sendiri oleh negara. Negara menghandalkan jasa asing untuk mengelolanya dengan cara penanaman modal asing sehingga tercipta kerjasama yang sangat menguntungkan para pemodal. Sebagai contoh adalah kekayaan alam yang ada di Papua sampai hari ini sengketa dan permasalahan itu selalu ada dan anehnya sebagai tuan rumah negera kita tidak mampu menekan para pemodal itu malah yang terjadi sebaliknya rakyat yang di tekan dan selalu menanggung segala akibat dari permasalahan. Itu terjadi  karena negara kita tidak  mampu mengelola kekayaan alam Indonesiadi  secara baik dan berkesinambungan maka yang terjadi adalah seperti yang terjadi saat ini.  Banyak orang "PINTER" di negeri ini akan tetapi semua menjadi "MACAN OMPONG" yang tidak berdaya ketika menghadapi situasi dan kondisi perpolitikan yang ada.  Berapa banyak komentator yang berkoar-koar untuk mengadakan  perubahan akan tetapi selalu kalah dengan sistem yang kuat yang sudah turun temurun dan berurat akar  ini. Sungguh pemandangan ini sangat memprihatinkan dan akan menjadi kerapuhan dalam kepemimpinan. Bagaimana kita sebagai rakyat akan hidup sejahtera kalau para pemimpinnya adalah orang-orang yang rakus dengan sistem seperti. Mereka sampai kapanpun tidak akan membela rakyatnya yang ada sebaliknya rakyat yang membela mereka ketika mereka igin duduk di kusi empuk yang mengenyangkan perut dan keluarganya dalam pemilu. Di pemilu mereka dengan bermanis muka dan janji kenal dengan rakyatnya, membela dan akan memperhatikan kesejahteraan rakyat, setelah jadi ? apa kata mereka? anda mungkin tahu jawabannya.

Setiap Orang adalah pemimpin dan pemimpin akan di minta pertanggungjawabanya baik di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah swt. Pemimpin yang  tidak amanah boleh mengelak dengan tanggung jawabnya terhadap manusia di dunia  akan tetapi pemimpin itu tidak akan bisa mengelak ketika pertanggungjawaban di hadapan Allah swt karena Allah swt telah mempunyai begitu banyak " buku catatan dan video" untuk membuktikan kepada mereka tentang kepemimpinan.

Jadilah pemimpin yang dapat membahagiakan rakyat dan memberikan rasa aman serta kesejahteraan yang menyeluruh dan  menjadikan jabatan pemimpin itu  sebagai amanah dalam mendapatkan pahala yang terbaik di sisi Allah swt. Jangan sampai amanah dan jabatan yang kita pegang itu justeru membawa kita kepada murka dan siksa Allah swt.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun