Mohon tunggu...
Endang Suherman
Endang Suherman Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin mencari teman, sahabat sejati dalam berbagi dan memberi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jakarta

27 Februari 2010   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta adalah ibu kota Indonesia, Jakarta oleh sebagian orang adalah surga dan ada juga yang mengatakan Jakarta itu seperti neraka. Pendapat-pendapat seperti itu wajar-wajar saja bagi yang sudah dan belum mendapatkan kenikmatan arus kehidupan Jakarta. Surga? dalam arti sempit memang itu kenyataannya. Karena Jakarta banyak mengundang minat orang dari belahan daerah yang ada di Indonesia ingin merasakan surga sempit yang bernama Jakarta, dengan bermacam panoramanya.

Jakarta dengan segala kemajuan di segala bidang mulai dari pekerjaan, gaya hidup, dan lain sebagainya, telah banyak membius orang untuk menjadi pelayan"hidup" yang namanya dunia. Jakarta bukan saja telah memberikan semangat dan harapan dalam meraih mimpi kesuksesan,  Jakarta juga memberikan kepahitan pada orang yang tidak tahu bagaimana rasa hidup di Jakarta.

Namun selama orang itu mempunyai akal dan keimanan, mereka tidak akan terjerumus pada lembah yang menyesatkan. Sebaliknya akan memberikan surga yang sempit dalam mencari kebahagiaan. Orang yang hidup di Jakarta dan meraih sukses tentu merasa bangga dan apabila sudah merasa bangga ia akan termakan yang namanya sombong, bila sudah sombong maka orang lainpun tidak ada ada artinya. Itulah pengertian dari surga sempit. Namun bila orang yang sukses di Jakarta dan mempunyai keimanan yang kuat maka surga yang sempit itu akan menjadi lebar dan sangat lebar serta abadi. Maksudnya adalah bila berhasil di Jakarta dan banyak beramal maka amal yang kiat berikan dengan ikhlas akan memberikan surga yang teramat luas. Karena dengan sedekah kepada yang kurang mampu akan banyak mendapat do'a.

Jakarta sampai sekarang masih menjadi tolak ukur dalam meraih kehidupan yang bahagia. Padahal kehidupan dunia yang kita jalani akan berakhir dan segala yang kita miliki akan lenyap dan musnah bersama musnahya dunia ini begitu juga dengan Jakarta. Namun, jika seandainya masih saja ada orang yang mengincar Jakarta sebagai tempat satu-satunya menuju bahagia, siap-siaplah kecewa. karena setiap orang mempunyai jalan hidup yang berbeda- beda tentunya tidak semua merasakan bahagia. Biarlah miskin harta akan tetapi hidup ini seperti surga yang nyata, mau menerima apa yang menjadi kehendak-Nya. Buat apa kaya kalau hidup menjadi tidak bahagia, setiap saat selalu saja ada derita yang penuh dengan sandiwara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun