Mohon tunggu...
Endang Suherman
Endang Suherman Mohon Tunggu... -

seorang yang ingin mencari teman, sahabat sejati dalam berbagi dan memberi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cemburu

10 Maret 2010   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:30 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cemburu untuk yang tercinta adalah hal yang wajar. Cemburu yang biasa terkadang di pertanyakan akan tetapi kalau sudah cemburu buta haruskah di lakukan?

Cemburu timbul dari banyak sebab, karena cinta, asmara, harta dan jabatan. Semua akan timbul menjadi bom waktu yang pada saatnya akan meledak. Cemburu dalam hal percintaan dan juga asmara di perbolehkan karena itu dapat menandakan ungkapan kasih sayang. Namun terkadang cemburu dalam asmara dan percintaan terlalu di lebih-lebihkan sehingga terlihat kurang wajar. Maka orang mengatakan yang seperti itu dinamakan cemburu buta. Cemburu yang terlalu akan menjadi amat menyedihkan bagi orang yang sedang kasmaran akan tetapi apabila mau berpikir maka cemburu buta itu dapat di hindarkan. Kalau tidak dapat di hindarkan akibatnya sangat berbahaya bukan saja untuk diri sendiri akan tetapi untukorang lain dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Cemburu pada harta ini juga teramat berat akibatnya seseorang akan stress dan bingung dengan apa yang telah ia dapatkan, karena ia membandingkan apa yang orang lain dapatkan.  Yang ada hanya nafsu dalam mengejar pendapatan orang lain. Tidak sadar bahwa yang dicemburuinya tidak akan kekal selamanya dan suatu saat akan hilang atau musnah dengan sebab yang tidak dapat di sangka-sangka. Dan dengan cemburu kepada harta manusia juga tidak sadar akan akibat dari harta yang di dapatnya, karena nanti akan di tanyakan kemana kamu belanjakan dan dari mana kamu mendapakannya?

Begitu juga dengan jabatan, orang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan jabatan yang dia inginkan. Tidak peduli apakah jalan yang di tempuh untuk meraih jabatan itu baik atau buruk yang penting ia mendapat jabatan. Sungguh ironi memang dalam kondisi hidup yang serba sulit terkadang kita tidak mau menerima kekalahan dari orang yang memang jauh  diatas kita. Manusia tidak sadar dan lupa bahwa jabatan itu tidak akan melekat selamanya pada manusia karena suatu saat jabatan itu akan berakhir dan terlepas dari dirinya.

Untuk menangkal dan menghalangi teradinya cemburu yang tidak wajar, manusia di ingatkan kembali kepada penciptaan dirinya yang berasal dari tanah yang tidak terbungkus apa-apa. Melalui pengingatan sejarah manusia maka seseorang tidak akan mampu untuk memunculkan cemburu yang tidak wajar, akan tetapi cemburu yang di dasari oleh pemikiran yang jernih dan sehat sehingga apapun yang menjadi api cemburu tidak akan timbul dalam perjalanan hidup yang sementara saja.

Cemburu bolehlah cemburu akan tetapi ingat jangan sampai mengorbankan diri dan ornag lain karena masih panjang jalan kehidupan demi terhapusnya rasa cemburu yang tidak wajar atau cemburu buta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun