Mohon tunggu...
Endang Sriwahyuni
Endang Sriwahyuni Mohon Tunggu... -

a long-life learner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bendera di Tangan Pemuda, Sehari Setelah Merdeka

30 Agustus 2012   04:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HUT RI pada tahun 2012 nyaris bersamaan dengan perayaan Idul Fitri 1433 H. Hal ini menciptakan nuansa kemenangan yang lebih atas perjuangan melawan hawa nafsu selama Ramadhan dan sekaligus mengenang perjuangan para bunga bangsa yang telah merebut kemerdekaan bagi Indonesia.

Tak ayal, suasana malam takbir pun lebih gegap gempita, khususnya di kawasan Metro dan Lampung Tengah. Ratusan pemuda berlalu lalang di jalan utama Metro-Kotagajah dengan berkendaraan sepeda motor, mini bus, hingga truk berkeliling dan bertakbir. Kali ini, pasukan takbir yang kebanyakan adalah pemuda tak hanya dilengkapi dengan bedug, akan tetapi juga bendera. Mungkin, inilah bentuk salah satu kepedulian pemuda terhadap hari ulang tahun bangsanya.

Lebar Jalan Metro-Kotagajah memang tergolong sempit sebagai jalan raya dua arah. Jumlah kendaraan yang meningkat pada malam takbir ini pun kian memadatkan ruas jalan. Segerombolan pemuda yang membawa bendera merah putih yang dikaitkan pada bambu sebagai tiangnya sempat nyaris bentrok dan beradu fisik lantaran berebut jalan. Beruntung, hal tersebut dapat dicegah oleh warga setempat yang turun ke jalan untuk melerai pertikaian mereka.

Kepada warga, seorang supir truk yang bukan merupakan pasukan takbir berkata agar mencopot saja bendera dan umbul-umbul yang dipasang di depan rumah mereka agar tidak dicuri oleh pasukan takbir tak bertanggung jawab. Ternyata, bendera yang lengkap dengan tiang bambu yang mereka bawa untuk berkeliling mengatasnamakan takbiran itu adalah hasil curian.

Hal ini cukup mengagetkan dan mengecewakan. Sebulan sudah perjuangan melawan hawa nafsu dilakukan, tapi justru diakhiri dengan mencuri bendera untuk peramai takbiran. Semangat membawa bendera para pemuda itu tampaknya bukan sama sekali karena semangat nasionalis kebangsaan, melainkan sekadar memenuhi gejolak muda yang tak terkendali.

Tragis. Jika zaman dahulu banyak pemuda mati tertembak oleh musuh (penjajah) karena berjuang mengibarkan bendera merah putih, meraih kemerdekaan, zaman sekarang justru banyak para pemuda yang membawa bendera dengan bebas untuk berkelahi dengan saudaranya sendiri. Bahkan, mereka menodai dua kemenangan dalam malam Idul Fitri dan sehari setelah HUT RI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun