Menjelang Idul Fitri 2012, warga Lampung Tengah, khususnya di beberapa keluharahan di Kotagajah, diresahkan oleh para maling (pencuri) dan begal (perampok di jalanan, seperti penyamun). Tindak kriminal oleh para maling dan pembegal dirasa meningkat menjelang lebaran. Semakin banyak sepeda motor yang dibegal, dan bahkan sampai menghilangkan nyawa pemiliknya. Semakin banyak pula benda-benda berharga, yang mayoritas adalah sepeda motor, dicuri dari rumah pemiliknya.
Ada dugaan bahwa maling dan begal ini tengah dijadikan bisnis oleh para pelakunya. Sebab, masyarakat telah terlalu terkonsep pada lebaran yang harus serba baru dan berlebihan sehingga membutuhkan banyak dana untuk turut merayakan lebaran. Maling dan Begal yang selama ini berhasil dilakukan tanpa ada serangan warga atau aparat kepolisian yang dirasa membuat jera seolah semakin membuka lebar pintu peluang bagi para pelaku. Mereka semakin ketagihan untuk berstrategi dan berpetualang membegal dan mencuri serta semakin bersemangat agar memiliki amunisi harta yang banyak untuk berlebaran.
Ternyata, tak hanya menjelang lebaran, aksi tercela ini tetap diluncurkan oleh para pelaku, bahkan di malam lebaran dan setelah lebaran. Hal ini mengindikasikan bahwa profesi maling dan begal telah dianggap sebagai ruang bisnis sebagai matapencharian oleh mereka, yang dapat dilakukan kapan saja. Sebagian warga justru menyebut kondisi ini sebagai musim maling dan begal.
Musim maling dan begal bukan hanya telah merugikan warga secara materi, melainkan juga menjajah kedamaian warga. Dibutuhkan strategi yang tepat dan sinergi yang ampuh antara warga dan aparat keamanan untuk mengatasi masalah ini, dengan tidak hanya melalui penangkapan para pelaku kriminal dan pemberian efek jera, akan tetapi juga pembinaan warga untuk mampu memperbaiki taraf hidupnya dengan usaha mandiri yang halal. Selain itu, juga diperlukan pembinaan mental untuk berbuat jujur dan tidak merugikan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk aparat keamanan. Sebab, kabarnya, ada juga aparat kemanan yang justru menjadi jalan pemudah masuknya maling ke perkampungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H