Yohanes 19:28 (TB) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia — supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci —: "Aku haus!"
Keenam
Yohanes 19:30 (TB) Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.
Ketujuh
Lukas 23:46 (TB) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Detik-detik terakhir masa hidupnya adalah gambaran betapa tubuh manusia tak mampu menerima rasa sakit. Dalam kelemahan yang berujung pada kematian Yesus mungkin ada satu titik dimana iman pada murid-muris seolah runtuh dan berganti dengan rasa takut tak terkira. Bagaimana tidak, Ia yang mereka anggap sebagai manusia super itu pergi meninggalkan mereka dengan cara dan hukuman yang sangat hina. Di masa lalu orang yang mati di atas kayu salib dianggap sebagai orang yang terkena kutukan.
Namun kata Shalom yang mereka dengar di subuh itu adalah salam ya menggemparkan sekaligus menggetarkan. Mengapa engkau mencari yang hidup di antara yang mati? Demikian pertanyaan itu sampai di telinga mereka. Ya, mereka lupa bahwa kematian itu adalah awal kehidupan dan kekalahan itu adalah awal dari kemenangan. Sungguh, Ia hidup. Selamat Paskah😊🙏
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H