Kognitif itu apa? Kognitif adalah kemampuan pikir atau pemahaman seseorang terhadap suatu objek. Setiap anak yang dilahirkan itu, sudah memiliki kemampuan kognitif, walaupun setiap anak memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda.Â
Dalam usia pra sekolah anak-anak sudah aktif dalam pengembangan kognitif, khususnya dalam memahami sesuatu yang di mana hal itu merupakan sesuatu informasi baru bagi  anak.
Selanjutnya pengembangan kognitifnya dalam hal menjelaskan sesuatu, anak itu sudah bisa menjelaskan sesuatu walaupun dengan kosa kata yang mereka fahami, pada saat anak menjelaskan sesuatu ke orang tua alangka baiknya jangan memotong pembicaraan anak, karena akan menggangu kondisi psikologi anak. Setiap kali anak bertambah usia perkembangan kognitifnya juga berbeda-beda.Â
Dalam usia prasekolah anak memiliki rasa keingin tahuan tentanag sesuatu yang ia lihat, dengar, atau sesuatu yang baru menurut diri anak. Pada saat usia pra sekolah anak lebih bersikap egosentris.Â
Pada saat anak usia 7-12 tahun sifat egosentrisnya mulai berkurang dan mereka sudah mampu memecahkan masalah  yang memerlukan pemikiran walaupun pemikiranya masih minim. Anak memiliki ingatan yang kuat dalam hal merekam atau mengingat sesuatu hal.
Kemampuan kognitif anak yang berbeda-beda bisa diakibatkan karena; faktor keturunan (gen), faktor keturunan ini bisa dari keturunan ibu atau ayah; faktor kurangnya stimulus dari orang tua terhadap perkembangan anaknya misalanya orang tua jarang mengajak anaknya berbicara,dan itu akan berpengaruh pada kosa kata anak, jadi akan menyebabkan anak, menjadi anak pendiam dan itu akan berdampak sampai anak dewasa.Â
Dari kurangnya orang tua memberi stimulus, yang terjadi adalah anaknya kurang mampu untuk berpikir dan itu akan menghambat proses pematangan kognitif anak, atau bisa jadi anaknya akan mengalami keterlambatan dalam pematangan kognitifnya; faktor lingkungan, faktor lingkungan ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak.Â
Kenapa itu bisa terjadi? seperti teori dari Vygotsky bahwasanya anak menyusun pemikiran dan pemahamannya melalui interaksi sosial anak. Jadi namanya anak itu tidak lepas dari interaksi dengan lingkunganya, apa lagi ketika orang tuanya orang yang bersosial.Â
Setiap peristiwa yang terjadi pada saat anak beriteraksi dengan orang lain, akan berpengaruh juga pada perkembangan kognitifnya,entah itu dari ingatannya anak, terus analisa anak terhadap informasi yang anak dengar, menambah kosa kata anak, anak bisa berfikir dan bisa memecahkan masalah-masalah sosialnya.
Sumber:
Danim, Sudarman.2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Suhada, Idad. 2016. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini (Raudhatul Athfal). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H