Mohon tunggu...
Endang Setiyaningsih
Endang Setiyaningsih Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya seorang pendidik dan seorang ibu yang sangat suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisiku

13 September 2012   01:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekian

Aku rindu matamu
Bening memantulkan tatapku
Kilau berpendar pendar
Adakah itu embun di sana
Ketika kau mengerjap mengibas luka

Terlambat
Aku sudah terlanjur menangkap
siluet pilu di manik mata hitammu...

Aku berlalu
Menyeret nyeret waktu
Berharap luka tak semakin menganga
Tak mau aku melihat embun itu menjadi telaga...

Rapuh

Begitu sulit merabamu
Apalagi dalam gelap rahasia bumi
Dini hari tak jua usai kudapati
jawaban dari segala tanya yg semakin mengabadi.

Detak waktu tiba tiba menyakitiku
Menggema di rongga jiwaku yg sempit
Sesak oleh rindu kau yang lalu

Kutak ingin embun berubah menjadi danau
Kutak ingin embun itu tumpah menjadi air bah

Aku merapuh
patah di jarum waktu
Aku meradang
Mengoyak keterbatasan
Ternyata begitu sulit
Mengharmonikan perbedaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun