Di meja makan Rindu, Doni , ayah dan ibunya terlihat makan dengan lahap menikmati makan malamnya. Selesai makan malam Rindu bangun dan pamit ke kamarnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Samapai di kamar Rindu terlihat bersungguh-sungguh mengerjakan tugas sekolahnya. Setelah selesai Rindu menyempatkan diri untuk menceritakan kejadian yang dialaminya hari ini kepada diarynya.
10 Maret 2009
Dear diary….. kamu mau tahu gak cerita ku hari ini ? dengeri baik-baik ya…
hari ini aku serasa melambung tinggi kea wan. Aku sepertinya telah menemukan seseorang yang membangkitkan semangatku seperti yang dijelaskan Anggita tadi siang. Aku melihat seorang pangeran tersenyum manis kepadaku. Sejak saat itu aku tak berhenti membayangkan senyumannya, aku belum paham apakah ini yang dikatan “cinta” seperti kata teman-temanku…tapi yang pastinya aku merasa sangat bahagia. Tapi aku merasa takut tidak bisa melihatnya lagi.karena kami bukan satu sekolah, dia seorang siswa SMA. Tapi gak apa-apa mudah-mudahan kami bisa bertemu lagi ya…
Rindu..
Keesokan harinya Rindu terbangun sangat cepat. Dia melirik jarum jam masih menunjukkan pukul 05.20. dia tak ingin melanjutkan tidurnya.dia segera bangun dan membuka jendela dan menghirup udara pagi yang segar. Dia beranjak mandi dan bersiap-siap ke sekolah. Setelah pukul 07.00 dia berangkat kesekolah. Setibanya di sekolah dia tak langsung memasuki gerbang sekolahnya. Dia memilih duduk di halte sekolah sambil melihat kenderaan berlalu-lalang. Harapannya lelaki yang di lihatnya kemarin melewati jalan di depan sekolahnya lagi. Beberapa menit kemudian harapannya dikabulkan, lelaki itu melewati jalan di depan sekolhnya sambil tersenyum dan memanggil namanya “ Rindu…”. Rindu merasa sangat gembira tapi dia merasa heran dari mana lelaki itu mengetahui namanya.
Dia melirik jam di tangannya menunjukkan pukul 07.25 bel tidak lama lagi akan bordering dia memasuki gerbng sekolahnya kemudian memasuki sekolhnya. Setibanya di kelas teman-temannya nerasa heran melihat Rindu senyum-senyum sendiri. Laura bertanya “kamu kenapa senyum-senyum sendiri Rin ? “ Rindu hanya tersenyum kemudian duduk di samping Sisil teman sebangkunya. Anggita bertanya antusias “ cerita dong sama kami… kalau lagi senang tu di bagi-bagi Rin “ setelah bitu Rindu menceritakan semua yang di alaminya kepad teman-teman dekatnya.
Ketika bel pulang sudah berdeing para murid SMP Negeri 1 Darul Makmur terlihat berbondong-bondong ingin pulang. Rindu dan teman-temannya terkejut seorang laki-laki bertubuh tinggi dan tegap memakai seragam SMa mendekati mereka. Rindu tak bisa berkata apa-apa mulutnya terasa kelu, jantungnya berdegub kencang dan telapak tangannya terasa dingin . dia hanya berdiri terpaku melihat kea rah laki-laki yang sedang berjalan ke arahnya. Laki-laki itu semakin lama semakin dekat dan berhenti tepat di hadapan Rindu. Dia menyapa Rindu “ baru pulang ya ?” Rindu hanya tertunduk malu tanpa menjawab pertanyaan lak-laki itu. Laki-laki itu memperkenalkan diri “ aku Fahri anak SMA 1 Darul Makmur, kamu Rindu kan ?” rindu menjawab dengan malu” iya kak. “ kawan ayu kompak menyoraki Rindu yang bkelihatan malu-malu “ cie.. cie.. oya Rin kami duluan ya “ Rindu ditingagalkan berdua dengan Fahri laki_laki-laki yang baru berkenalan dengannya. Mereka melihat Rindu dari jarak jauh karena tidak mengganggu. Mereka bertukar nomor hp, Fahri bercerita dia sudah lama memperhatikan Rindu bahkan setiap hari secara diam-diam melihat Rindu dari kejauhan. Rindu hanya tersenyum-senyum mengagumi di dalam hatinya dia sangat bahagia dan mengagumi ketampanan Fahri.
Selama satu minggu mereka sms dan telponan di akhir pecan Fahri mengajak bertemu di sebuah warung bakso. Fahri mengumgkapkan perasaannya kepada Rindu “ Rin… aku sudah lama menyukai kamu.. kamu mau gak jadi pacarku ?” Rindu yang masih polos tanpa berkata apa dia hanya menganggung pertanda dia menerima Fahri sebagai pacarnya. Akhirnya masa jomlo Rindu telah berakhir. Dia bertemu Fahri yang tidak di kenali sebelumnya. Rindu sangat mrnyayangi Fahri tiada hari yang dijalaninya tanpa memikirkan Fahri cinta pertamanya.
Hubungan mereka sudah berjalan hingga satu bulan. Suatu hari Rindu bertemu temannya yang sudah SMA satu sekolah dengan Fahri. Dia bercerita banyak tentang Fahri, sesuatu yang tak pernah dibayangkan sebelumnya terjadi. Rindu mendengar berita buruk tentang fahri, ternyata fahri sudah punya pacar di SMA. Tanpa di sadarinya air mata mengakir dari pelupuk matanya. Dia benar-benar tidak menyangka Fahri setega itu kepdanya. Dia merasa bodoh telah dikhianati oleh Fahri. Dia berlari memasuki kamarnya dan mengunci pintu menangis tersedu-sedu. Dia sangat menyesali atas kepolosannya, tidak dapat membedakan permainan dengan cinta. Semenjak hari itu Rindu tak mau menemui Fahri bahkan untuk melihatnya saja dia sudah tidak mau. Dia merasa sangat kecewa, anehnya walaupun dia kecewa dan sakit hati dia tidak disa melupakan Fahri selama bertahun-tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H