Apa itu lahan basah?
Lahan basah, atau yang dikenal dengan istilah wetland, merupakan ekosistem yang sangat penting di permukaan bumi. Wilayah ini ditandai dengan tanah yang jenuh dengan air, baik secara permanen maupun musiman. Lahan basah mencakup berbagai jenis lingkungan seperti rawa-rawa, hutan bakau, lahan gambut, danau, sungai, serta daerah dataran banjir. Meskipun lahan basah hanya mencakup sekitar 6% dari total permukaan bumi, peranannya dalam ekosistem global sangatlah signifikan.
Definisi dan Karakteristik Lahan Basah
Lahan basah didefinisikan sebagai area di mana air bertemu dengan tanah. Hal ini menciptakan kondisi unik yang mendukung keberadaan vegetasi khas dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Air yang menggenangi lahan basah dapat berupa air tawar, payau, atau asin. Ciri utama dari lahan basah adalah muka air yang dangkal dan dekat dengan permukaan tanah, yang memungkinkan pertumbuhan spesies tumbuhan hidrofitik---tumbuhan yang dapat hidup di lingkungan basah.
Jenis-jenis Lahan Basah
Lahan basah dapat dibedakan menjadi dua kategori utama: lahan basah alami, dan lahan basah buatan. Lahan basah alami meliputi:
- Rawa-rawa air tawar
- Hutan bakau
- Lahan gambut
- Paya-paya
Sementara itu, lahan basah buatan terdiri dari:
- Waduk
- Sawah
- Saluran irigasi
- Kolam
Apa Sih Peran Ekologis dan Manfaat Lahan Basah?
Lahan basah memiliki banyak fungsi ekologis yang krusial. Pertama, mereka berperan dalam mengatur siklus air dengan menyerap kelebihan air selama musim hujan dan melepaskannya selama musim kering. Hal ini membantu mencegah banjir dan kekeringan. Selain itu, lahan basah berfungsi sebagai penyaring alami, menjaga kualitas air dengan menyerap polutan dan nutrisi berlebih sebelum mencapai badan air yang lebih besar. Kedua, lahan basah juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Mereka menyediakan tempat tinggal bagi banyak spesies endemik yang tidak ditemukan di tempat lain. Keberadaan lahan basah juga mendukung kegiatan ekonomi seperti perikanan dan pertanian. Ketiga, lahan basah memiliki kemampuan luar biasa dalam menyimpan karbon. Mereka dapat menyerap karbon dioksida lebih banyak dibandingkan dengan semua hutan di dunia secara keseluruhan, sehingga berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim. Oleh karena itu, lahan basah sering disebut sebagai "ginjal bumi" karena fungsinya dalam menjaga kesehatan ekosistem global.
Namun ada beberapa Ancaman terhadap Lahan Basah: berikut adalah penjelasannya
Meskipun memiliki peranan yang sangat penting, lahan basah menghadapi berbagai ancaman serius. Konversi lahan untuk pertanian dan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu penyebab utama hilangnya area lahan basah. Di Indonesia, misalnya, banyak lahan gambut dan hutan mangrove yang telah dialihfungsikan menjadi perkebunan kelapa sawit atau budidaya perairan. Menurut laporan Global Wetland Outlook 2021, sekitar 64% dari lahan basah di seluruh dunia telah hilang sejak tahun 1900.
Selain itu, perubahan iklim juga memberikan dampak negatif terhadap ekosistem ini. Kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola curah hujan dapat mengubah struktur dan fungsi lahan basah, mengancam keanekaragaman hayati serta sumber daya yang bergantung padanya.
Kesimpulan:
Lahan basah adalah ekosistem yang sangat vital bagi keseimbangan lingkungan dan kehidupan manusia. Dengan fungsinya sebagai pengatur siklus air, penyimpan karbon, serta habitat bagi keanekaragaman hayati, keberadaan lahan basah harus dilindungi dan dikelola secara bijaksana. Upaya konservasi melalui kerjasama internasional seperti Konvensi Ramsar perlu terus didorong untuk memastikan bahwa manfaat dari lahan basah dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Menjaga kelestarian lahan basah bukan hanya tanggung jawab lokal tetapi juga tanggung jawab global untuk mencapai keberlanjutan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H