Mohon tunggu...
Endang Moerdopo
Endang Moerdopo Mohon Tunggu... Dosen - Penggiat Literasi

Membaca, layaknya kita membuka jendela dunia, menulis layaknya kita mengungkapkan gelegak jiwa. Keduanya adalah langkah awal menuju kebijaksanaan dengan penuh kesadaran (EM 2024)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Literasi: Dari Ketidaktahuan hingga Pemahaman

26 Juli 2024   08:56 Diperbarui: 26 Juli 2024   11:21 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Literasi adalah kemampuan dasar yang membuka jalan menuju pengetahuan dan pemahaman. Bukan sekadar membaca dan menulis, literasi juga mencakup kemampuan memahami informasi secara kritis dan kreatif. Dalam kehidupan sehari-hari, literasi berfungsi sebagai fondasi untuk perkembangan pribadi, sosial, dan profesional. Tulisan ini akan mengupas empat tahapan penting dalam proses literasi, yaitu: Tidak Tahu, Belajar, Tahu, dan Paham.

  • Tahap 1: Tahap Tidak Tahu
    • Pada tahap ini, individu belum memiliki pengetahuan atau keterampilan tertentu. Awalnya  mungkin mereka tidak menyadari akan pentingnya memiliki pengetahuan atau keterampilan. Misalnya, anak-anak atau orang dewasa yang tidak memiliki akses ke pendidikan dasar sering kali mengalami keterbatasan dalam membaca dan menulis. Kondisi ini tentu saja akan menghambat kemampuan sekaligus kesempatan mereka untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial dan ekonomi.
  • Tahap 2: Tahap Belajar
    • Tahap ini ditandai dengan proses belajar di mana individu mulai memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru. Belajar bisa dilakukan melalui pendidikan formal seperti sekolah, maupun melalui pendidikan informal dari keluarga, komunitas, dan media. Selama tahap ini, seseorang mulai memahami konsep dasar dan mengembangkan kemampuan membaca dan menulis. Faktor-faktor seperti akses ke bahan bacaan, kehadiran guru atau mentor, dan lingkungan belajar yang mendukung sangat penting pada tahap ini. Salah satu contoh adalah program literasi dasar untuk orang dewasa yaitu program pemberantasan buta huruf. Dari yang sebelumnya tidak bisa membaca, kemudian menjadi melek huruf, sehingga mereka mampu untuk membangun keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk kehidupan yang lebih baik.
  • Tahap 3: Tahap Tahu
    • Tahap Tahu adalah ketika seseorang memiliki pengetahuan dasar dan dapat menerapkannya dalam konteks tertentu. Pada tahap ini, individu mampu membaca dan menulis dengan cukup lancar serta memahami informasi yang diterima. Ini memungkinkan mereka untuk melakukan tugas-tugas praktis dan sederhana seperti mengisi formulir, membaca instruksi, dan menulis secara sederhana. Pada era saat ini, peran teknologi sangat signifikan dalam tahap ini, karena teknologi digital dapat memperluas akses informasi dan mempercepat proses pembelajaran. Siswa sekolah yang mampu menyelesaikan tugas-tugas membaca dan menulis dasar merupakan contoh pada tahap ini.
  • Tahap 4: Paham
    • Tahap Paham merupakan puncak dari proses literasi. Pada tahap ini seorang individu individu tidak hanya memiliki pengetahuan tetapi juga mampu memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi yang diperolehnya secara kritis dan kreatif. Pada tahap ini, kemampuan berpikir kritis dan evaluasi informasi menjadi lebih menonjol. Individu pada tahap ini dapat membuat argumen yang terinformasi, menganalisis data, dan memahami konten kompleks. Mereka juga cenderung memiliki keterampilan berpikir reflektif yang mendalam. Contoh kasusnya adalah peneliti atau profesional yang menggunakan literasi untuk menganalisis data dan membuat laporan.

Kesimpulan

Setiap tahap dalam proses literasi merupakan moment yang sangat penting serta mutlak membutuhkan dukungan yang berkelanjutan. Literasi bukan hanya tentang mengenal dan menguasai keterampilan dasar saja, tetapi juga tentang mengembangkan kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu, pendidikan dan kebijakan yang mengikutinya, harus memastikan bahwa terdapat akses yang adil terhadap pendidikan literasi pada semua tingkatan. Komunitas, pendidik, dan pembuat kebijakan harus bekerja sama untuk meningkatkan literasi di masyarakat, sehingga setiap individu dapat mencapai potensi penuh mereka dan berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Referensi

  • Smith, J. (2021). *The Journey of Literacy: From Unawareness to Comprehension*. Journal of Educational Research.
  • Brown, A. (2020). *Understanding the Stages of Literacy Development*. International Literacy Journal.
  • Wilson, T. (2022). *From Learning to Knowing: A Literacy Model*. Global Education Review.
  • Johnson, M. (2023). *Literacy as a Process: The Role of Education and Society*. Educational Review.
  • Lee, S. (2024). *Critical Literacy: From Basic Skills to Critical Understanding*. International Journal of Literacy Studies.
  • Yulianto, D. (2021). *Proses Perkembangan Literasi di Indonesia: Tantangan dan Peluang*. Jurnal Pendidikan Nasional.
  • Anggraeni, R. (2022). *Tahapan Literasi: Dari Tidak Tahu hingga Paham*. Majalah Literasi.
  • Prasetyo, B. (2020). *Meningkatkan Literasi di Sekolah: Pendekatan dan Metodologi*. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
  • Fitriana, A. (2023). *Pentingnya Literasi: Sebuah Tinjauan Kritis*. Media Pendidikan.
  • Susanto, S. (2024). *Membangun Literasi di Indonesia: Sebuah Peta Jalan*. Jurnal Ilmu Pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun