Mohon tunggu...
Endah Wahyuningtyas
Endah Wahyuningtyas Mohon Tunggu... Guru - guru swasta

guru swasta yang suka belajar, suka mambaca dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kompetensi Sosial Emosional dan Peran Pentingnya dalam Pembelajaran

16 September 2024   19:45 Diperbarui: 16 September 2024   20:00 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini pembelajaran di dalam kelas oleh guru dan murid memiliki tujuan yang lebih mendalam, yaitu menjadikan murid yang wellbeing atau bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki makna bahagia dan sejahtera, baik bahagia jiwa maupun raganya. Sedangkan menurut kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Dengan demikian, guru wajib menyiapkan dan menyajikan pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa bersemangat dalam belajar, sehingga bisa juga meningkatkan prestasi akademis siswa.

Dipercaya para ahli dan juga para ilmuwan, bahwa pembejalaran yang terintegrasi oleh kompetensi sosial emosional akan bisa membantu siswa bersemangat dalam belajar dan juga mengasah kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan orang lain.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:

  1. Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)
  2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
  3. Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
  4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
  5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Untuk selanjutkan lima poin tersebut disebut dengan kompetensi sosial emosional yang perlu dimasukkan ke dalam pembelajaran setiap hari. Berikut penjelasan kelima kompetensi sosial emosional tersebut :

  • Kesadaran Diri adalah kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, nilai dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri sehari-hari di lingkungan atau kondisi apapun.Di kelas bisa dilakukan dengan mengajak siswa berdoa, mengenali emosi melalui roda emosi, dan lainnya.
  • Pengelolaan diri atau manajemen diri adalah kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi untuk mencapai tujuan dan aspirasi.Di dalam kelas bisa dilakukan dengan ice breaking dan melakukan refleksi kegiatan atau pembelajaran.
  • Kesadaran Sosial adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang dan konteks yang berbeda.Di dalam kelas bisa dilakukan dengan kerja kelompok, pembentukan regu piket, infak dan melakukan sosial, misalnya menengok teman yang sakit.
  • Kemampuan Berelasi adalah kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.Di kelas bisa dilakukan menyelesaikan tugas atau proyek yang mengharuskan siswa berhubungan dengan orang lain atau orang di luar sekolah, kerja kelompok, piket dengan kelompok piketnya dan lainnya.
  • Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab adalah kemampuan untuk mengambil pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar etis, rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuenasi diri dan bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis diri sendiri, kelompok dan masyarakat.Di sekolah bisa dilakukan dengan pembelajaran berkelompok, presentasi di depan kelas, pemilihan kegiatan ekstra, menyimpulkan pembelajaran dan membuat kesepakatan kelas.

Mungkin sebagai seorang guru, kita, dan juga saya sudah melakukan pembelajaran yang terintegrasi sosial emosional siswa setiap hari di kelas, hanya saja kita belum tahu bahwa yang kita lakukan tersebut adalah kompetensi sosial emosional.

Kompetensi sosial emosional yang sudah saya terapkan dan lakukan di kelas saya di antaranya adalah berusaha menyambut siswa dengan hangat, ceria dan senyum yang tulus, meminta siswa berdoa bersama, mengajak siswa menunjukkan perasaan dengan roda emosi (kesadaran diri) mengajak siswa bermain dengan ice breaking saat pembelajaran membosankan, melakukan refleksi kegiatan, melakukan pembelejaran bermain peran (manajemen diri) membentuk kelompok piket, melakukan pembelajaran secara berkelompok, berinfak, menengok teman yang sakit, mendoakan dan membantu teman yang kesusahan, (kesadaran sosial), belajar kelompok, menugaskan proyek yang mengharuskan siswa berhubungan dengan orang lain, misal menanyakan tentang nama kepala desa atau ketua RT tempat siswa tinggal (keterampilan berelasi), dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpendapat di kelas, misal dalam menentukan kesepakatan kelas, menentukan kelompok piket, menentukan ekstrakurikuler yang akan diikuti dan berkesempatan menjadi pemimpin dalam kelompok (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Dengan melakukan 5 KSE atau 5 kompetensi sosial emosional tersebut saya merasa senang dan juga bahagia, sekaligus lega, ketika melihat anak tersenyum, dan ceria ketika masuk kelas dan mengikuti pembelajaran di kelas dengan semangat dan ceria. Saya juga merasa sangat bangga ketika melihat siswa sudah bisa berbicara di depan kelas dengan percaya diri, ketika siswa sudah bisa mengelola simpati dan empatinya ketika harus menghadapi orang lain dalam berbagai situasi. Saya juga merasa terharu ketika melihat siswa saya sudah bekerja dengan teman lain di dalam kelompok atau sudah bisa membagi tugas dalam kelompok. Bagi saya semua 'prestasi-prestasi' tersebut adalah sebuah pencapaian yang luar biasa bagi seorang guru.

Ada banyak hal yang saya dapatkan ketika saya mengintegrasikan atau memasukkan untuk 5 KSE dalam pembelajaran saya. Ternyata kompetensi sosial emosional tersebut --secara tidak langsung---bisa meningkatkan prestasi belajar siswa, karena siswa merasa gembira, ceria, bersemangat dan merasa dihargai di dalam kelas. Sehingga siswa bisa dan mau belajar lebih giat lagi, sehingga prestasi belajarnya bisa meningkat. Selain itu 5 KSE --yang dilakukan setiap hari karena disisipkan dalam pembelajaran-- sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan siswa mengelola emosinya, sehingga siswa juga bisa menjadi berkarakter, sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Untuk ke depannya, saya ingin sekali semua rekan sejawat saya --baik di sekolah saya maupun bukan---juga mengintegrasikan pembelajarannya dengan 5 KSE, sehingga siswa semakin sejahtera secara psikologis atau wellbeing dan juga meningkat prestasinya. Selain itu saya juga akan selalu --secara sadar-- memasukkan 5 KSE atau kompetensi sosial emosional ke dalam modul ajar saya dan juga melaksanakan 5 KSE tersebut dalam kelas dan pembelajaran saya. Karena saya merasa sangat bangga dan bahagia apabila siswa-siswa saya mampu menjadi anak --dan nantinya manusia dewasa---yang berkarakter dan berahlak mulia dalam kehidupan mereka.

Bagaimana dengan anda, para guru hebat? Sudahkah anda mencoba --secara sadar---memasukkan dan melakukan 5 KSE dalam pembelajaran anda? Yuk, kita coba bergerak bersama --sesuai dengan peran kita---untuk memajukan pendidikan Indonesia bersama-sama.

****

Wonosobo, 16 September 2024

Tugas Aksi Nyata

Oleh Endah Wahyuningtyas

CGP Angkatan 11

Kabupaten Wonosobo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun