Pada saat anak telah beranjak remaja, seringkali para orang tua merasa kesulitan dalam berkomunikasi dengan anak. Entah anak yang selalu menghindar, tidak mau bercerita, atau bahkan marah saat di ajak bicara. Sehingga orang tua tidak bisa menegetahui dengan pasti bagaimana kondisi si anak saat ini, dan jugatidak bisa menyampaikan hal-hal yang harus dibicarakan bersama.
Mengapa remaja sering menghindar atau malas jika di ajak bicara oleh orangtuanya? Ternyata hal tersebut sering disebabkan oleh “kesalahan” orang tua saat mengajak anaknya berkomunikasi, antara lain adalah :
>> Orang tua lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.
Remaja lebih ingin di dengarkan tentang apa yang mereka pikirkan, impikan, kuatirkan dan juga takutkan, tapi alih-alih mendengarkan hal itu orang tua lebih senang mendominasi pembicaraan daripada mendengarkan anaknya bicara.
>> Orang tua merasa Tahu lebih banyak
Saat ini remaja merasa sudah mengetahui lebih banyak hal baru di banding sebelumnya, sehingga mereka akan merasa kesal saat orang tua selalu merasa tahu lebih banyak dari pada mereka.
>> Orang tua cenderung memberi arahan dan nasihat
Remaja menginginkan komunikasi yang terjadi adalah komunikasi dua arah, sehingga terjalin diskusi yang melibatkan remaja untuk mengambil keputusan sendiri yang tentunya di dukung oleh orang tuanya. Tanpa mereka merasa di arahkan dan di nasihati.
>> Memvonis Salah atas apa yang di lakukan remaja
Seringkali tanpa mendengar penjelasan lebih terinci dan berusaha memahami mengapa remaja melakukan suatu hal, orang tua langsung memvonis bahwa hal itu adalah “salah”. Hal ini akan menyebabkan remaja malas bercerita kepada orangtuanya karena hanya akan di salahkan saja.
Dari pemaparan di atas, sesungguhnya komunikasi antara orang tua dan remaja dapat terjadi secara baik dan lancar. Asalkan orang tua mau berusaha untuk :
1. Menurunkan egonya sebagai orangtua
2. Menjadikan remaja sebagai sahabat dan partner diskusi,
3 .Mengurangi “hak Veto” sebagai pengambil keputusan atas apa yang harus anak lakukan,
4.Berusahalah memahami semua prilaku remaja dengan“kacamata Remaja”.. toh sebagai orangtua dulu anda pernah remaja juga bukan? ;)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H