Mohon tunggu...
Endah Marjoen
Endah Marjoen Mohon Tunggu... Arkeolog UI -

Pelangi akan terlihat indah setelah kita lewati derasnya hujan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Remaja 16 tahun, inspirasi di usia senjaku

30 November 2014   15:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Gerak lebih cepat?!! Waduuh.. sudah usia 45 tahun begini mana mungkin? Rasanya udah telat deeh..”. Itulah pikiran yang terbersit dibenakku saat membaca Topik Pilihan di Kompasiana tentang “Gerak lebih cepat” dari LA Lights.

Usia senja sering menjadi alasan kita untuk nerimo, bahwa sudah selayaknyalah jika kita tidak bisa lagi memaksimalkan potensi diri kita, apalagi bergerak lebih cepat menerima dan menghadapi tantangan hidup yang makin berat. Rasanya siklus hidupku berjalan di tempat saat ini, atau mungkin mulai berhenti secara perlahan tanpa kusadari..

Tiba-tiba terlintas sosok seorang remaja putri, berusia 16 tahun, yang sejak kecil selalu mandiri dan penuh dengan aktivitas, tanpa kenal lelah, Avyandra namanya. Sejak usia 6 tahun, ia dan kakaknya sudah terbiasa di tinggal kerja oleh kedua orang tuanya, di rumah tanpa pembantu. Setiap hari ia jalani rutinitas pagi hingga malam dengan menahan kerinduan menanti bundanya pulang. Hebatnya, alih-alih bersedih, merajuk atau menangis seperti yang sering dilakukan oleh anak-anak seusianya , dia mengisi “kekosongan hatinya” dengan segudang aktivitas positive dan belajar mandiri.

Bocah SD ini selalu menyiapkan semuanya sendiri, dari mulai belajar, makan, merapihkan rumah bahkan mencari uang jajan tambahan. Misalnya menjual bingkai foto karya kakaknya, menjual foto copy gambar-gambar untuk di warnai, dan lain lain. Meskipun banyak yang mengejek, dia tetap cuek. Toh ia tetap sebagai penggenggam Ranking 1 hingga kelas 6 dan lulus SD dengan NEM tertinggi.

Berjalannya waktu, di SMP, dia berharap menjadi aktivis OSIS karena ia ingin bisa belajar berorganisasi, alhasil dia menjadi Wakil Ketua Osis, aktif di English Club dan  menjadi sangat popular di sekolahnya. Mengikuti ajang Kompetisi Matematika hingga tingkat semifinal. Tak puas dengan itu, dia berambisi masuk SMA bertaraf Internasional (dulu RSBI). Dia berusaha belajar keras, tanpa mengikuti Bimbel, yang pasti mahal, agar bisa masuk SMA yang ia idamkan. Alhasil,lagi-lagi dia lulus dan meraih Peringkat I NEM di sekolahnya dan berhasil di terima di SMA favoritnya.

Di SMA, mulailah dia dengan kesibukan sekolahnya yang sangat padat, dan jarak tempuh yang jauh, ia harus berangkat jam 5 pagi dan baru tiba di rumah jam 5 petang. Dengan segudang tugas dari sekolah, dia biasanya tidur saat jarum jam di angka 1 atau 2 pagi. Apakah dia lelah dan mengurangi aktivitasnya? Ternyata tidak !! Dia tetap punya banyak aktivitas yang membuatnya selalu bergerak maju. Dia ingin berkarya di SMA nya, untuk itu dia ikut Lomba Karya Ilmiah Remaja bersama 2 orang temannya, dan berhasil menjadi juara 1. Aktif dalam Lomba debat, kegiatan Rohis juga pengurus kelas. Kesenangannya menulis, membuat dia menang Lomba Cerpen di Sekolahnya, hal itu membuat dia bersemangat untuk mengarang Novel. Untuk mendapat masukan atas karyanya, dia minta teman-temannya yang senang menulis dan membaca novel, untuk membaca novel karangannya.

Saat ini ia ingin menjadi Volunteer untuk LSM yang bergerak di bidang pendidikan dan anak-anak, dan mencoba bakatnya berdagang lagi. Di setiap harinya, ia selalu membuat tantangan-tantangan baru yang harus ia capai.

Duhai…Avyandra putriku sayang, dalam kesamaan waktu dan ruang yang kita miliki, kau bagaikan pusaran angin yang terus bergerak tanpa henti. Kau menyadarkanku bahwa hidup ini terus berjalan, tidak berhenti di usia senja, tapi harus tetap berfikir, bergerak dan bekerja dengan cepat dan terarah untuk mencapai kemajuan. Kau buka mataku bahwa hidup ini perlu membuat tantangan-tantangan baru di depan, sehimgga kita termotivasi untuk maju. Hidupmu penuh dinamika, padahal ku tahu, kau sering kesepian, sedih, terserang sakit kepala dan keletihan, tapi kau hadapi semua dengan tawa dan semangatmu. Kau sungguh dinamis anakku..

Rasanya, aku telah menemukan sosok sumber inspirasiku, agar di usia senjaku ini, aku bisa termotivasi untuk tetap bergerak maju dan berkembang menghadapai tantangan jaman yang semakin berat, bersama putriku, Avyandra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun