Mohon tunggu...
Endah Rosa
Endah Rosa Mohon Tunggu... Penulis - Bibliophile.

Currently interested in health-related topics and foods.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Susu Sapi vs Susu Nabati, Manakah yang Jauh Lebih Bernutrisi?

2 Desember 2024   19:10 Diperbarui: 2 Desember 2024   19:09 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susu merupakan salah satu sumber nutrisi yang penting bagi tubuh (Sumber: healthyforlifemeals.com)

Susu telah lama dikonsumsi oleh manusia dan menjadi sumber gizi yang mampu memberikan kontribusi protein, vitamin dan mineral yang cukup lengkap. Hewan seperti sapi, kerbau dan kambing dapat menghasilkan susu yang memberi banyak manfaat bagi keturunannya dan juga manusia. Selain dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, susu juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang memiliki rasa dan manfaat yang beragam seperti keju, mentega dan yoghurt.

Selain susu sapi, kini telah muncul berbagai macam produk serupa susu di pasaran yang terbuat dari tumbuhan. Produk susu berbasis tumbuhan ini pun beraneka macam jenisnya: ada susu kedelai, susu kelapa (santan), susu almond, susu gandum, dan susu yang terbuat dari beras. Pertanyaannya adalah apakah susu tumbuhan ini jauh lebih bernutrisi dibandingkan susu sapi? Dan apakah keberadaannya dapat menggantikan konsumsi susu sapi?

Susu nabati seringkali digembar-gemborkan lebih sehat daripada susu sapi. Walaupun pada kenyataannya (berdasarkan hasil penelitian) tidaklah demikian. Susu nabati mungkin akan bermanfaat bagi individu yang memiliki alergi terhadap laktosa maupun protein yang terkandung dalam susu sapi, penderita galaktosemia, dan individu yang mengalami diare pasca infeksi. Selain itu, orang-orang dengan diet khusus (vegetarian, flexitarian, Paleo, dsb) mungkin juga akan lebih menyukai jenis susu ini dibandingkan susu sapi. Namun, konsumsi susu nabati haruslah diikuti dengan penyesuaian asupan nutrisi dari sumber lain yang dapat mencukupi kebutuhan protein tubuhnya. Ini karena zat gizi yang terkandung dalam susu nabati tidak sebesar susu sapi.

Beberapa studi melaporkan bahwa anak-anak yang lebih banyak mengonsumsi susu nabati akan memiliki postur tubuh yang jauh lebih pendek dibandingkan anak yang mengonsumsi susu sapi. Selain itu, kecenderungan terhadap susu kedelai dapat menyebabkan kerusakan endokrin pada tikus jantan.

Nutrisi yang terkandung dalam susu nabati lebih rendah dibandingkan susu sapi

Susu nabati mungkin mengandung jumlah kalori yang lebih rendah dibandingkan susu sapi, namun di saat yang sama protein yang dikandungnya juga lebih rendah. Selain itu, protein yang terkandung dalam susu nabati akan berkurang kualitasnya seiring dengan proses pencernaan dalam tubuh. Ini karena protein yang terkandung dalam susu nabati lebih sulit dicerna. Juga karena adanya faktor anti-nutrisi, rendahnya kandungan asam amino esensial, serta absensi asam amino penting seperti lisin.

Susu sapi mengandung asam linoleat (asam lemak omega-3) yang baik bagi kesehatan. Sedangkan susu nabati memerlukan proses fortifikasi menggunakan minyak biji bunga matahari agar memiliki kandungan nutrisi yang serupa. Indeks glikemik susu sapi juga lebih rendah dibandingkan susu nabati, dengan rasio yakni (46.93 : 47.53 -- 99.96). Ini karena kandungan pati dalam susu nabati cukup tinggi (terutama pada susu yang terbuat dari beras dan kacang mete). Sedangkan susu sapi hanya mengandung sedikit oligosakarida dan mungkin bersifat prebiotik. Konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi jangka panjang dapat menyebabkan obesitas, penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.

Susu sapi juga mengandung lebih banyak vitamin dan mineral daripada susu nabati. Susu sapi mengandung vitamin-vitamin seperti B2, B12, D2, C, A dan K2 yang tidak ditemukan dalam susu nabati. Meskipun demikian, kandungan vitamin E dalam susu nabati lebih tinggi daripada susu sapi (terutama susu kedelai dan susu almond). Selain itu, susu sapi dikenal sebagai sumber utama kalsium, dan kalsium ini penting untuk kesehatan tulang. Susu nabati tidak memiliki komponen ini, dan proses fortifikasi menggunakan trikalsium fosfat memiliki daya cerna yang lebih rendah dibandingkan susu sapi. 

Kemudian, susu nabati mengandung asam fitat sebagai sumber fosfor, akan tetapi asam ini dikenal sebagai anti-nutrient yang dapat mencegah penyerapan mukosa sehingga menurunkan daya cerna mikronutrien seperti kalsium, zinc, magnesium dan zat besi. Di antara berbagai macam produk susu nabati, susu kedelai memiliki kandungan mineral seperti tembaga, magnesium, mangan, potassium, zinc dan zat besi yang jauh lebih tinggi dibandingkan susu nabati jenis lainnya. Susu sapi sendiri memiliki kandungan iodine yang lebih besar dibandingkan susu kedelai, susu dari beras, dan susu gandum.

Secara umum, susu nabati ternyata tidak mengandung nutrisi sebesar susu sapi, dan beberapa jenis mikronutrien seperti kalsium, iodin, vitamin B2, asam pantotenat, dan biotin hanya terdapat dalam susu sapi, sedangkan susu nabati tidak. Selain itu, susu yang terbuat dari beras juga dapat mengandung senyawa beracun seperti arsen yang membahayakan bagi tubuh.

Meskipun demikian, susu nabati, pada umumnya, mengandung vitamin E dan mangan dalam jumlah besar. Di antara berbagai jenis susu nabati, hanya susu kedelai yang kandungan nutrisinya hampir serupa susu sapi. Oleh sebab itu, konsumsi susu nabati jangka panjang sebaiknya diikuti dengan penyesuaian asupan makanan dari sumber lain yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun