Mohon tunggu...
Endah Ros
Endah Ros Mohon Tunggu... Wiraswasta - Event Planner, Writer, Traveler

An event planner who love to write and travel. Most of the writing considered as non-fiction. Learn new things are the greatest thing to do ever. Always ready to empty the glass.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FOMO di Kalangan Gen Z: Manfaat atau Mudharat?

10 September 2024   04:39 Diperbarui: 10 September 2024   04:43 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sisi lain, ada aspek-aspek FOMO yang sebaiknya dihindari. Misalnya, tren yang bersifat konsumtif atau kompetitif tanpa tujuan yang jelas. Mengikuti tren fashion atau gadget terbaru hanya karena takut dianggap ketinggalan, bisa menguras energi dan keuangan tanpa memberikan nilai tambah yang signifikan.

FOMO terhadap kehidupan orang lain di media sosial juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Rasa cemas, iri hati, atau minder karena membandingkan diri dengan orang lain bisa mengganggu keseimbangan emosional. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial sering kali hanya sebagian kecil dari kenyataan, dan tidak semua yang viral perlu kita ikuti.

Menghadapi FOMO: Bijak dalam Mengelola Media Sosial

Untuk menghadapi FOMO secara sehat, kita perlu bijak dalam mengelola waktu dan interaksi di media sosial. Batasi waktu yang dihabiskan untuk scrolling tanpa tujuan, dan pilihlah konten yang memang bermanfaat atau mendukung perkembangan diri. Selain itu, penting untuk selalu mengevaluasi alasan di balik keinginan untuk mengikuti tren. Apakah benar-benar bermanfaat, atau hanya sekadar untuk mengikuti arus?

Menciptakan jarak dari media sosial juga bisa membantu. Cobalah untuk sesekali melakukan "digital detox"—menghabiskan waktu tanpa gadget atau media sosial untuk mengembalikan fokus pada hal-hal yang lebih bermakna.

Menyikapi Teman yang FOMO Berlebihan

Jika kamu memiliki teman yang terjebak dalam FOMO, penting untuk bersikap empati namun tetap jujur. Bantu mereka melihat bahwa tidak semua tren perlu diikuti, dan ingatkan mereka bahwa tidak ada salahnya untuk sesekali tertinggal. Tawarkan aktivitas lain yang lebih positif dan membangun, yang tidak melibatkan perlombaan untuk tetap up-to-date di dunia maya.

Jadi intinya...

FOMO adalah fenomena yang tidak bisa dihindari di era digital, terutama di kalangan Generasi Z. Namun, penting untuk menyikapinya dengan bijak. Fokuslah pada tren dan isu yang membawa manfaat bagi perkembangan diri, dan hindari terjebak dalam perlombaan yang hanya menguras energi dan kesejahteraan mental. Ingatlah bahwa dalam dunia yang serba cepat ini, kita tetap berhak untuk memilih apa yang benar-benar penting dan bermakna dalam hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun