Fenomena FOMO (Fear of Missing Out) semakin marak di era digital, terutama di kalangan Gen Z. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang sepenuhnya terhubung melalui teknologi. Dalam dunia ini, validasi, popularitas, dan aktualisasi diri seolah menjadi komponen utama dari kehidupan sehari-hari. Namun, apakah FOMO benar-benar perlu? Dan bagaimana kita seharusnya menyikapinya?
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah perasaan cemas atau takut bahwa kita ketinggalan sesuatu yang penting—baik itu pengalaman sosial, informasi terbaru, atau tren yang sedang viral. Perasaan ini seringkali diperparah oleh media sosial, di mana kita melihat teman atau kenalan kita tampak selalu terlibat dalam kegiatan yang seru atau mengikuti tren terbaru. Akibatnya, kita merasa perlu untuk ikut serta, agar tidak merasa tertinggal atau dianggap tidak relevan.
Mengapa Gen Z Rentan Terhadap FOMO?
Gen Z tumbuh dalam era digital yang penuh dengan informasi instan dan akses tanpa batas ke kehidupan orang lain. Media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Twitter menjadi platform di mana mereka tidak hanya berinteraksi, tetapi juga membandingkan diri dengan orang lain. Dalam dunia ini, popularitas sering kali diukur dari jumlah like, komentar, atau pengikut. Tidak heran jika banyak dari mereka merasa bahwa mengikuti tren adalah suatu keharusan, karena itulah yang membentuk identitas sosial mereka.
Namun, perlu dipahami bahwa FOMO tidak selalu membawa dampak positif. Meski mengikuti tren dan isu terkini bisa membuat kita tetap relevan, terlalu larut dalam FOMO bisa mengganggu kesejahteraan mental. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara keinginan untuk terlibat dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan mental.
FOMO yang Perlu Dilakukan: Mengikuti Isu-Isu yang Bermanfaat
FOMO tidak selalu buruk. Ada beberapa aspek di mana FOMO justru bisa memberikan manfaat. Misalnya, mengikuti perkembangan informasi terkait pendidikan, teknologi, atau peluang karier bisa membuka pintu bagi perkembangan diri. Dalam konteks ini, FOMO bisa membantu kita tetap update dan kompetitif di era yang terus berkembang.
Selain itu, mengikuti tren yang bersifat sosial dan inklusif juga bisa memperluas wawasan serta memperkuat jaringan sosial. Bergabung dalam gerakan sosial yang positif, misalnya, bisa memberikan kita kesempatan untuk berkontribusi pada perubahan yang lebih besar.
FOMO yang Tidak Perlu Dilakukan: Hindari Tren yang Menimbulkan Mudharat