Mohon tunggu...
Endah Suyarini
Endah Suyarini Mohon Tunggu... Lainnya - Saya bekerja dari subuh hingga malam hari. Jabatan saya sebagai seorang istri dan ibu. Disebuah perusahaan rumah tangga.

Saya suka menulis dan membaca, terutama tentang gosip viral. Selain itu juga mengisi waktu dengan bermain brick blok dan merecoki anak yang sedang main. Paling suka lagi adalah rebahan. Sekedar menikmati kipas angin didaerah panas ini, sambil mendengarkan cerita horor lewat aplikasi merah, atau membaca novel-novel fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Love

Kapan Nikah? Nikah Kapan?

23 April 2024   21:57 Diperbarui: 23 April 2024   22:01 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Sudah menjadi rahasia umum masyarakat negeri konoha memiliki rasa ingin tahu dan 'ngerusuhi' alias merasa wajib ikut andil dalam kehidupan seseorang.

Salah satu contohnya adalah tentang pernikahan dan anak. Ya, dua hal itu saling berkaitan. 

Mereka yang berusia diatas dua puluh lima tahun akan dianggap tua dan wajib menikah. Padahal kewajiban menikah bukan sekedar karena usia, bukan? Ada banyak pertimbangan dan pemikiran serta kesiapan secara materi dan non materi, terutama kesiapan mental. Tapi, sepertinya hal itu akan menjadi prioritas nomor sekian, bahkan mungkin tidak menjadi pertimbangan jika dihadapakn oleh usia.

Apalagi kaum hawa. Usia pertengahan tahun, tidak membawa gandengan alias pasangan adalah hal yang dianggap aib. Rasa-rasanya tidak pantas pada usia segitu masih sendirian. Lalu, berbondong-bondong keluarga, sanak saudara, kerabat, teman membuka biro usaha mak comblang dadakan.

Menyebalkan!

Ya, tapi hal seperti itu masih banyak terjadi pada dunia konoha ini.

Mereka akan bersyka cita, jika akhirnya si fulan menikah. Giliran terjadi hal tidak diinginkan dalam pernikahan, misal perceraian, maka biro mak comblang mendadak tutup. Tidak menerima konsultasi. Kalau pun ada yang menerima konsultasi, maka akan mengeluarkan kata-kata pamungkasnya yaitu, "sabaaarrr. Namanya orang nikah ya, begitu. Ada saja cobaannya."

Halah. Kemaren saat meneriakan "ayo, nikah!" "Buruan nikah!". Tidak ada penjelasan tentang bagaimana itu pernikahan. Bagaimana lika liku dalam membina rumah tangga. Tidak ada itu tips dan triknya berumah tangga. Selain untaian dorongan untuk segera melepas masa lajang, juga kasak kusuk tentang hidangan saat resepsi dan souvenir sebagai buah tangan untuk tamu.

Padahal mereka yang datang bukan penonton bayaran, kan? Giliran souvenir gak sesuai harapan dan hidangan tidak menggugah selera, jadi bahan omongan!

Emang paling bener, tidak usah didengerin omongan mereka yang menyuruh kita untuk segera menikah. Toh, bukan mereka juga yang akan menikah. Yang nantinya menjalani biduk rumah tangga adalah kita. Dan, bukan mereka juga yang turun tangan membiayai pernikahan.

Tapi, masalahnya ada dua kuping bertengger cantik yang senantiasa mendengar ocehan itu! Pura-pura tidak dengar pun, dipaksa untuk dengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun