Rokok
Mama memandangi anak lelakinya yang hendak menikmati sebatang rokok di teras samping. Sampai bosan sudah ia meminta remaja itu berhenti merokok. "Andi, kalau kamu merokok nanti susah dapat pacar, apalagi istri!" Ketus suara Mama, "Kalau dapat pasti juga jelek!" sungutnya. "Pantesan Mama nggak ada cantik-cantiknya!" Si anak menyalakan rokok yang tadi ia ambil dari kantung jaket papanya.
***
Belum Tahu
Tono jengkel sekali karena setiap habis berciuman Tini pasti minta dibelikan sesuatu. Bisa baju, sepatu, kosmetik atau parfum. Bahkan kalau ciumannya lama dan berkali-kali, pacar barunya itu tega minta dibelikan tas branded yang harganya tak masuk akal itu. Tono yakin dirinya bisa bangkrut kalau hanya memendam saja rasa jengkelnya. "Tini, memangnya kamu ngasih harga untuk setiap ciuman itu, ya?" Tono menyuarakan isi hatinya. "Lho? Baru tahu?" jawab Tini enteng. "Kamu ini kayak PSK aja!" Tono gusar. "Lho? Baru tahu?" ujar Tini menimang-nimang dompet kulit baru.
***
Ukuran Bra
Sambil bersantai di teras rumah Bagus, Rendra tak henti-henti menebak ukuran bra teman-teman cewek sekelas yang sering nongkrong di rumah Bagus. "Pipit itu pasti cuma 32 A," ujarnya terkekeh. "Nah! Kalau Sandra itu ukuran favorit banyak cowok, 34 B," lanjutnya, "Tapi yang paling mantap menurutku Lusi. Dia itu mungkin 36 atau...." Rendra berpikir cukup lama, mencoba menebak ukuran bra Lusi. Tiba-tiba kakek Si Bagus menyahut, "Lusi itu pasti 34 D."
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H