Orang-orang tertentu yang multitalenta pada akhirnya menjadi seperti lebah pekerja yang selalu sibuk dengan tugas yang tidak pernah putus, bahkan seringkali melewati batasan tugas yang semestinya menjadi tanggung jawabnya. Semakin banyak keahlian yang dimiliki oleh seseorang, akan makin banyak beban tugas yang disampirkan.
Jika sistem mampu memberi reward yang pantas atas kesibukan Si Multitalenta, mungkin masih bisa dimaklumi. Istilahnya ada harga untuk setiap tetes keringat.Â
Namun, seringkali kemudian pada titik tertentu Si Multitalenta menyesali semua bakat dan kemampuan lebih yang terlanjur ditunjukkan karena ternyata hanya sebatas dilabeli "loyal terhadap sistem" dan tidak ada penghargaan khusus lain yang diterimanya.
Jadi, apakah menjadi multitalenta itu berarti akan menjadi Si Lebah yang Sibuk? Sebetulnya tidak juga, asalkan mampu mengelola dan tegas membatasi kegiatan hanya sesuai apa yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya saja.Â
Sistem akan tetap berjalan meski mungkin agak lambat pada awalnya. Tapi jika semua orang sudah memiliki kesadaran untuk bekerja sama dan bertanggung jawab penuh atas tugasnya tanpa harus mengandalkan Si Multitalenta, suasana kerja yang nyaman dan sistem yang sehat siap kita huni.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H