Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tanya Siapa saat PNS Bolos?

19 September 2021   06:28 Diperbarui: 19 September 2021   06:30 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi, bisa terlaksana atau tidaknya sebuah kebijakan berpulang pada oknum-oknum di lapangan. Seketat dan sebaik apa pun aturan, tidak akan banyak membawa perubahan jika para pelaksana di lapangan tetap memelihara budaya ewuh pakewuh dan prinsip toh bukan saya yang dirugikan.

Kekhawatiran menjadi penyebab atas dipecatnya seorang PNS hingga dihantui rasa bersalah atas pemecatan PNS tersebut terkadang menghalangi seorang pimpinan memberikan penilaian dan laporan apa adanya atas perilaku PNS yang menjadi bawahannya. Hal ini masih ditambah lagi dengan ketakutan akan ikut tercoreng nama baik dan dianggap tidak bisa membina anak buah hingga terancam jenjang karirnya jika diketahui ada anak buah yang kinerja dan disiplin kerjanya dipertanyakan.

Pada akhirnya, jika ada PNS yang bekerja dengan buruk atau bahkan tidak berangkat kerja sampai berhari-hari atau bahkan bertahun-tahun hanya akan menjadi catatan rahasia instansi dan pimpinan.

Kalau sudah begini, kembali lagi kesadaran dari masing-masing pihak yang diperlukan. Lebih lanjut, semua pihak di lingkungan kerja semestinya ikut mendukung terciptanya budaya kerja profesional dengan mengikuti aturan dan disiplin kerja yang diharapkan.

Hati  Nurani yang Bicara

Sejatinya aturan disiplin dan ancaman sanksi pemecatan bagi PNS tidaklah betul-betul hal yang baru. Sedari awal saya jadi CPNS pun ada rekan kerja yang memberikan pembimbingan sambil mengutip ancaman pemecatan bagi PNS dengan kinerja yang tidak baik.

Proses yang berbelit dan berjenjang serta kekhawatiran adanya efek buruk bagi instansi, pimpinan dan rekan kerja yang lain seringkali menghalangi penilaian kinerja seorang PNS oleh seorang pimpinan.

Mungkin sudah saatnya kembali pada norma-norma kehidupan. Ajak hati nurani bicara saat bertindak. Kebenaran memang tidak mutlak, namun saat gaji tetap diterima tetapi tidak melaksanakan tugasnya, saya rasa semua orang paham bahwa itu bukanlah sesuatu yang bisa dibenarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun