Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memanfaatkan atau Melewatkan Momentum?

8 Agustus 2021   13:11 Diperbarui: 8 Agustus 2021   13:41 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Momentum sebagai sebuah kesempatan tentunya dimiliki oleh semua orang. Setiap orang punya momentumnya sendiri. Saat dia bisa menangkap dan memanfaatkan, banyak keuntungan yang didapat. Sebaliknya, saat dia kurang jeli atau terlalu malas menangkap momentum yang menghampiri, ada hal yang akan tertunda atau bahkan kehilangan sesuatu. 

Beberapa kejadian di negeri ini juga terjadi karena jeli memanfaatkan momentum yang hadir. Sebagai contoh peristiwa kemerdekaaan Negara RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Pernyataan kemerdekaan pada tanggal tersebut bisa terjadi karena kejelian para pemuda yang memanfaatkan momentum saat Jepang sebgai negara penjajah sedang tidak fokus akibat serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. 

Jika pada waktu itu para pemuda tidak sigap memanfaatkan momentum yang hadir, pasti sejarah kemerdekaan negara kita akan dituliskan berbeda. 

Kita tidak akan dikenal sebagai negara yang memperjuangkan kemerdekaan, namun negara yang diberi hadiah kemerdekaan dari penjajah.

Dalam skala yang lebih bersifat pribadi, memanfaatkan momentum yang datang secara tepat juga berhasil menjadikan seorang yang tadinya bukan siapa-siapa menjadi cukup dikenal oleh masyarakat. Misalnya, artis-artis yang lahir dari ajang pencarian bakat. Mereka yang tadinya sekedar artis kampung atau bahkan orang biasa, melihat ajang tersebut sebagai momentum buat mereka memperkenalkan diri pada masyarakat luas.

Bagi saya sendiri, momentum yang paling saya ingat terlewat yaitu kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Pada waktu itu, saya sudah bekerja dan belum menikah. 

Datanglah tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, tapi saya terlalu banyak pertimbangan hingga akhirnya waktu pendaftaran pun lewat. 

Sekarang, saat sudah menikah dan beranak banyak, lebih sulit lagi untuk saya memutuskan lanjut pendidikan. Sepertinya saya harus menunggu datangnya momentum itu kembali. Mungkin nanti, saat anak-anak saya sudah lebih mandiri. 

Di dalam keseharian, memanfaatkan momentum yang sering saya lakukan yaitu saat anak-anak tidur, saya punya waktu untuk sekedar menjahit atau terkadang merajut sebagai hoby yang saya sukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun