Siang itu saya sedang bersemangat menulis. Teringat kejadian di sore hari sebelumnya saat anak sulung saya yang baru berusia 9,5 tahun mengeluhkan ada darah di celana dalamnya. Jadilah tulisan tersebut saya awali dengan potongan dialog tentang keluhan putri saya.
Di dalam pemikiran saya, jika hanya menuliskan kisah anak saya beserta obrolan singkatnya, tentu tak ada hal bermanfaat yang saya bagikan. Maka, saya pun copy paste sana sini untuk melengkapi tulisan saya seperti definisi haid, siklus haid, periode haid, gangguan saat haid, dan karakter darah haid.
Akan tetapi, itu menjadi kesalahan fatal yang saya lakukan sehingga menjadikan tulisan saya dihapus setelah berhasil saya upload dengan disertai kiriman surat cinta dari tim kompasiana.Â
Apa isi surat cinta tersebut? Hehe...isinya adalah peingatan bahwa jika sampai ada 5 kali postingan saya dihapus oleh tim kompasiana maka akun saya akan otomatis dinonaktifkan. Wah, betul-betul terkejut saya.
Menerima surat Cinta dari tim kompasiana sebetulnya bukan kali yang pertama bagi saya.Â
Jika dihitung, sudah tiga kali. Pertama ucapan selamat akun saya berhasil terverifikasi.
Kedua saat foto yang saya upload melengkapi tulisan cerpen dianggap sumbernya tidak jekas. Saya tidak menyebutkan sumber karena pada postingan sebelumnya saat saya tidak menyebutkan sumber, tim kompasiana menambahkan kata dokpri di bawah foto. Sebagai newbie, saya pikir foto pribadi tidak perlu ditulis sumber nanti otomatis akan diberi tulisan oleh tim.Â
Ketiga, tulisan saya tentang haid siang tadi itu yang saya ceritakan di awal.
Baiklah, sepertinya saya masih harus sangat-sangat belajar memahami standar penulisan di kompasiana biar tidak ada lagi foto atau tulisan saya yang hilang dari peredaran. Atau bahkan akun saya dinonaktifkan karena dianggap penulis yang tidak bisa memahami aturan dan tata tertib standar komunitas.
Sebagai pemula, terkadang saya terjebak dengan keinginan kuat untuk terus menulis. Dengan bergabung dengan komunitas kepenulisan, saya belajar untuk tidak hanya menulis sesuai kata hati dan standar pribadi. Ada etika kepenulisan yang harus ditaati. Ada standar komunitas yang harus dipatuhi.