Mohon tunggu...
Endah Tri Rachmani
Endah Tri Rachmani Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga dengan 3 anak yang juga bekerja sebagai guru.

Menulis untuk berbagi kisah tentang cerita-cerita kehidupan di lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apri Kuncoro, Pemuda Istimewa dengan Semangat Luar Biasa

5 Juli 2021   11:48 Diperbarui: 5 Juli 2021   12:47 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apri Kuncoro, Pemuda Istimewa dengan Semangat Luar Biasa

Apri Kuncoro atau yang lebih dikenal dengan nama panggilan Apri atau Apipi adalah seorang pemuda tangguh yang lahir tanggal 20 April tahun 1999. Secara fisik, dia terlahir istimewa karena perkembangannya berbeda dari teman sebaya sehingga mengharuskannya untuk berjalan dengan bantuan kursi roda. Namun, dukungan penuh dari keluarga, lingkungan, serta sekolah membuatnya tumbuh dengan kepercayaan diri yang tinggi tanpa merasa berbeda dari anak-anak yang lain. Keterbatasan fisik pun ternyata tidak menyurutkan semangat dalam diri Apri untuk terus belajar dan menampilkan kemampuan terbaiknya sehingga selama menempuh pendidikan, dia selalu menempati posisi tiga besar di kelasnya.

Mengenal lebih dekat sosok pemuda yang berdomisili di Desa Kemukus RT 02 RW 05, Gombong, ini nyatanya semakin memantik rasa kagum dan menggugah inspirasi karena banyaknya prestasi yang telah ditorehkan. 

Selain telah melahirkan sekitar 92 karya antologi (puisi, cerpen, kata mutiara, dan surat), serta 11 buku solo yang enam di antaranya sudah terbit sementara lima lainnya masih dalam proses, bungsu dari tiga bersaudara ini juga tercatat pernah mendapat berbagai penghargaan di antaranya, Penulis artikel terbaik versi Forum Aishiteru Menulis, Penulis Puisi Terpilih versi Jendela Sastra Indonesia, Penulis Naskah Istimewa versi Anara Publishing House, Penulis Cerpen Pilihan versi Ellunar Publisher, Penulis Puisi Rima Terbaik versi Sajak Berima Group, Penulis Quote Istimewa versi Miss Baper Group, dan banyak lagi penghargaan yang lain.

Mengenang awal kiprahnya dalam dunia kepenulisan, putra dari Bapak Suparman, seorang pekerja swasta, dan Ibu Kuntari, seorang guru SD, menuturkan bahwa buku solo pertamanya merupakan kumpulan puisi dan renungan, kemudian buku kedua juga masih tentang puisi seputar disabilitas dan curahan disabilitas, disusul buku-buku puisi lain dan juga cerita tentang perjalanan literasinya.

Alumni SMA Muhammadiyah Gombong tahun 2018 ini mulai tertarik menulis saat awal masuk SMA atas motivasi dari guru Bahasa Indonesianya, Mul'an Anafaty yang mengatakan bahwa, "Hasil pemikiran dan pengalaman hidup kita bisa tetap dikenang sekalipun sudah tiada, maka abadikanlah dalam tulisan." Kata-kata gurunya inilah yang melecut semangat Apri untuk bisa memberikan hasil karya yang baik agar bisa diwariskan dari generasi ke generasi.

Guna mendukung kegiatannya agar menjadi penulis yang baik, setelah lulus SMA Apri mengikuti beragam kuliah menulis online yang saat ini sudah berhasil diselesaikan dalam waktu tepat 4 tahun. Sekarang, dengan bekal ilmu yang dimilikinya ingin aplikasikan dalam keseharian.

Tekad untuk terus belajar sepanjang hayat dikandung badan karena merasa sebagai sebuah kewajiban membuat pemuda yang tergabung dalam berbagai komunitas, seperti Lingkar Sastra Gombong, Rumah Inklusif, Sahabat Disabilitas Kebumen, Mutiara Handycraft, Ascendia, SLB Putra Manunggal Gombong, dan Sahabat Laditri, kini juga aktif sebagai relawan berbagai kegiatan seperti Festival Dolanan Tradisional Roemah Martha Tilaar serta beberapa forum dalam rangka memperingati hari kesehatan, kesehatan mental, hari buku, anti bully, dan hari rempah, ini tak henti untuk terus belajar dan berkarya. Dia selalu mensyukuri segala karunia dan percaya diri karena baginya semua manusia sama di mata Allah SWT, hanya iman dan takwalah yang membedakannya.

Menjadi manusia berguna atau tidak bagi orang lain adalah sebuah pilihan. Kenyataan menunjukkan ada orang yang hanya sekedar mengumbar kata-kata, sibuk menilai orang lain sampai tidak sadar jika dirinya menjadi pengganggu bagi orang lain. Orang-orang semacam ini yang dihindari keberadaanya. Ada juga orang-orang yang tidak banyak berkata namun sibuk berkarya dan membawa manfaat bagi orang lain. Mereka ini adalah orang-orang yaang selalu diharapkan kehadirannya. Bukan sekedar tampilan fisik dan kata-kata manis yang diperlukan, karya nyatalah yang lebih bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun