Mohon tunggu...
Endahing Noor Iman Pustakasari
Endahing Noor Iman Pustakasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku "SI GEMBEL" (Senang Ilmu Gembira Belajar)

Selanjutnya

Tutup

Drama

Psikodrama 'Orangtuaku Sahabatku'

22 Desember 2012   02:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMERAN :

Ibu I(Ibu Khodijah) usia 35th: Ibu yang sangat baik, sangat memahami si anak, ibu yang sikapnya lembut pada anak, dan sabar, suka memberi nasehat, dan selalu tersenyum, tidak pernah marah, dan tegas. (AULIA)

Ibu 2(Ibu Zulaikha) usia 35th : Ibu yang kejam, suka memukul anak jika anak sedikit membangkang atau melakukan kesalahan pada orangtua, hubungan tidak rukun dengan suami, suka marah, terlalu keras pada anak. (LINA)

Anak I (Sholih) usia 12th: anak dari ibu Khodijah, anaknya baik, penurut, pintar, prestasi di sekolah baik,tidak pernah bertengkar, selalu ranking satu di sekolah, berani, dan jujur, rajin belajar. (ROFIQ)

Anak 2 (Sholihah) usia 7 th: anak dari ibu Khodijah, anaknya baik, penurut, pintar, prestasi di sekolah selalu baik, selalu melerai teman jika bertengkar, berani, jujur, suka menolong, perhatian pada orangtua dan saudara, serta teman, rajin belajar. (BELLA)

Anak 3 (Abu) usia 12th: anaknya suka memukul dan berkelahi, omongannya kasar, tidak hormat pada orangtua, suka membolos, tidak jujur, nilainya selalu jelek. (INDRA)

Anak 4 (Lai) usia 7th : anaknya genit, suka menggoda pria dewasa, omongannya kasar, suka memukul, malas belajar, nilainya selalu jelek, suka berbohong, kurang perhatian orangtua. (NIA)

Ayah I (Muhammad) ayah anak 1 dan 2, suami istri 1, usia 40th: ayah yang baik, perhatian pada keluarga, tidak pernah marah, tegas, selalu mendampingi anaknya belajar, sabar, suka memberi nasihat. (BRIAN)

Ayah 2 (Fir’aun) : sombong, kejam, suka memukul anak, suka membentak istri dan anak, suka mabuk-mabukan, dan sering merokok, suka berjudi, malas bekerja. (YANUAR)

Nenek Minah : Nenek yang mau menyeberang jalan (NELI)

Bu Fatimah :Guru yang baik hati (NELA)

Sahabat Lai : Ina (LUSI)

Sahabat Sholih : Aisyah (YOLANDA)

Sahabat Sholihah : Fai (MEME)

PROLOG

Di suatu desa yang sangat indah, penduduknya tergolong ramah dan suka bergotong royong. Penduduknya sangat rukun dan sangat mengenal satu sama lain walaupun tempat tinggalnya berbeda RT, RW, bahkan dukuh. Tetapi, desa itu memiliki permasalahan, banyak kasus orangtua yang bercerai karena keegoisan mereka dengan tidak memperhatikan nasib dan perkembangan anaknya, karena faktor ekonomi dan negara yang kurang konsisten membimbing untuk mencapai kesejahteraan warga negaranya sehingga masih banyak yang miskin tapi korupsi para pejabat masih merajalela di instansi kenegaraan yang menjadi lahan subur, akhirnya nekat untuk bekerja ke luar negeri dan meninggalkan anak-anak mereka tanpa tahu tumbuh kembang anak selama mereka tidak ada, anak-anak pun terganggu dalam perkembangannya. Seharusnya, masa anak-anak adalah masa emas karena sebagai pondasi perkembangan dan pertumbuhan mereka kelak ketika sudah menjadi sosok yang matang sebagai seseorang yang dewasa.

Dengan sedikit permasalahan itu, banyak juga keluarga yang rukun dan kuat mempertahankan hubungan rumahtangganya sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang dengan semestinya, masih ada keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warohmah di desa tersebut, Insya Allah.

Di antara sekian banyak kepala keluarga, ada dua keluarga yang sangat bertolak belakang dalam kehidupan dan cara mendidik si anak. Keluarga pertama adalah keluarga bapak Fir’aun, keluarga ini tidak rukun, bapak Fir’aun sering bertengkar dengan istrinya, panggil saja ibu Zulaikhah, dan anaknya pun juga jadi sasaran amarah, anaknya bernama Abu kelas 6 SD dan Lai kelas 2 SD, masih sekolah di SD Ulul Albab di desa itu, dan menjadi anak yang bermasalah.

Keluarga kedua adalah keluarga bapak Muhammad, istrinya bernama ibu Khodijah. Keluarga tersebut rukun dan sederhana, banyak tetangga yang iri dan salut pada hubungan mereka, karena ketika ada masalah dalam keluarga selalu dihadapi dengan kepala dingin dan dengan jalan musyawarah, anak mereka bernama Sholih dan Sholihah pun menganggap orangtuanya bukan sekedar orangtua, akan tetapi sebagai sahabat. Sholih dan Sholihah bersekolah di sekolah dan kelas yang sama dengan Abu dan Lai.

ADEGAN I

Di pagi yang cerah

Di rumah Bapak Fir’aun.

Zulaikha : “Abuuu...Laiii...Banguuun...sudah pagi! Cepetan berangkat sekolah!”

(sambil memasak di dapur)

Abu: “Iyoyo,bu. Cerewet banget sih!” (sambil mengucek mata)

Zulaikha: “Kurang ajar kamu, ngatain ibu kurangajar! Cepetan!”

(sambil membawa sutil menuju Abu dan menjulurkan sutil ke tangan Abu)

Abu: “Aduh, sakit,bu!” (sambil mengerang dan meniup lukanya).

Zulaikha: “Mangkane ta, ojok kurangajar karo ibu! Ndang adus kono!”

Abu: (Abu melotot ke ibunya sembari meninggalkan ibunya)

Lai: (Lai melihat ke ibu)

Zulaikha: “Ndang adus kono, iki pisan melok-melok mas’e kono! Bangunin bapakmu

dulu tuh! Tidur terus, emang nggak kerja hari ini?”

(sambil mendorong kepala Lai)

Lai: “Iya” (meninggalkan ibu dan menuju ayah yang masih tidur)

(Pak Fir’aun masih pulas tidurnya)

Lai: “Pak, bangun! Bangun,pak!” (sambil menggoyang-goyangkan badan ayah)

Fir’aun: “Opo seh?! Bapak masih ngantuk, engkok ae! Sana kamu berangkat sekolah!”

(Fir’aun kembali tidur, dan Lai kembali ke ibunya)

To be continued to PSIKODRAMA "Orangtuaku sahabatku" 2 (written by : Pustakasari)

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun