Mohon tunggu...
Endahing Noor Iman Pustakasari
Endahing Noor Iman Pustakasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Aku "SI GEMBEL" (Senang Ilmu Gembira Belajar)

Selanjutnya

Tutup

Drama

Psikodrama 'Orangtuaku Sahabatku' 2

22 Desember 2012   02:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Fir’aun kembali tidur, dan Lai kembali ke ibunya)

Lai: “Bu, bapak nggak mau bangun lho!”

Zulaikha: “Oh, pancene bapakmu iku. Nggak bener samasekali. Kerjaannya mabuk judi terus! Merokok yo bablas, susu anak’e nggak dibeliin” (mengomel sambi menuju bapak). “Pak, tangi! Wes isuk iki! Nggak kerjo a?”

Fir’aun: “Opo seh,bu. Wes talah, masak kono!”

Zulaikha: “Opo-opo, yo tangi! Ndang adus terus budhal kerjo! Mangkane ojok mabuk ae, mulih bengi, nggak nggowo duwit, malang ngabisin duit. Judine iku pisan terusno ae!”

Fir’aun: “Lambemu iku lho jogoen!” (membentak)

Lai dan Abu : (mengintip dan berangkat sekolah)

ADEGAN 2 :

Di rumah bapak Muhammad.

Ibu: “Sholih, Sholihah sayaaang...sudah bangun? Ayok bangun dulu! Sholat Shubuh, setelah itu segera mandi dan berangkat sekolah,jangan lupa sarapan dulu ya,sayang.”

(Sholih dan Sholihah mendatangi ibu dan mengucek mata)

(Mereka sekeluarga sholat shubuh berjama’ah, setelah sholat berjama’ah ibu menyuruh Sholih membantu ayah membersihkan rumah)

Ibu: “Sholih, Sholihah, kamu membantu bapak membersihkan rumah ya!”

Sholihah: “Ibu masak apa? Sholihah bantuin ya! Kak sholih yang membantu bapak aja.”

Sholih: “Iya.”

(Ibu tersenyum dan mengangguk kemudian ibu dan Sholihah menuju dapur. Sholih dan ayah membersihkan rumah)

(Sholihah dan ibu memasak)

(Ayah yang selesai bersih-bersih rumah menghampiri Ibu, dan Sholih mandi)

Bapak: “Istriku yang sholihah, hari ini masak apa? Hmm...sepertinya enak nih!

Jadi tidak sabar untuk menghabiskan makanan nih! hehe”

Ibu: “Ah,bapak bisa saja! Ibu memasak tumis dan ikan.”

Sholih selesai mandi dan memanggil adiknya

Sholih: “Adiiik... kakak sudah selesai mandi, sekarang giliran kamu.”

Sholihah: “Iya,kak.”

Setelah Sholih dan Sholihah selesai mandi, mereka sarapan bersama ayah dan ibu.

(Setelah sarapan, Sholih dan Sholihah pamit kepada orangtuanya dan bersalaman).

Sholih Sholihah pamit : “Assalaamu’alaikum”

Ayah dan Ibu: “Wa’alaikumsalam”

Ayah: “Hati-hati di jalan. Selamat belajar.”

ADEGAN 3 :

Di sekolah, Abu berdiri di depan sekolah.

Abu: “Ah, males sekolah! Bolos sajalah! Mau main aja! Lai, bolos yuk! Males nih masuk!”

Lai: “Bolos kemana,kak?”

Abu: “Ya, maen, bego! Ayo, tapi jangan bilang bapak sama ibu ya! Kalau ngomong,

awas kamu!”

Lai: “Iya,kak”

Abu: “Yuk!”

Ina pun lewat, dan Lai memanggilnya.

Lai: “Ina, ikut kami yuk!”

Ina: “Kemana?”

Lai: “Bolos.”

Ina: “Ayo, bosen nih! Aku sebel tadi lihat orangtuaku bertengkar lagi membahas

cerai.”

Lai : “Sama donk! Ya udah, berangkat yuk!”

(mereka pun meninggalkan sekolah)

Di jalan, mereka berpapasan dengan Sholih dan Sholihah. Dan Sholih menyapa Abu, Ina dan Lai.

Sholih: “Selamat pagi, Abu dan Lai! Kalian mau kemana? Kok balik lagi?”

Abu: “Yok! Mau main. Daripada sekolah, males.”

Sholihah: “Berarti kamu bolos donk?”

Abu: “Emang kenapa?”

Sholih: “Itu’kan perbuatan yang tidak terpuji, apalagi tidak ijin sama bu guru.”

Sholihah: “Kalian sama aja membohongi orangtua kalian.”

Lai: “Kita tidak peduli. Toh, ibu sama bapakku nggak ngurusin. Bapak juga masih tidur jam segini. Jadi, nggak bakal ketahuan. hahaha” (sambil ketawa)

Sholih: “Masya Allah”

Lai: “Ya udah, kami cabut dulu ya!”

Lai dan Abu meninggalkan Sholih dan Sholihah, dan kedua anak pak Muhammad dan bu Khodijah melanjutkan perjalanan ke sekolah,

Di dalam kelas

Guru: “Selamat pagi,anak-anak pintar!”

Sholih dan Aisyah : “Selamat pagi,bu.”

Guru: “Ibu absen dulu ya! Aisyah?”

Aisyah: “Hadir,bu!”

Guru: “Sholih?”

Sholih: “Hadir,bu.”

Guru: “Abu?”

Sholih: “Tidak hadir,bu. Tadi saya ketemu Abu di depan sekolah, katanya malas sekolah.”

Guru: “Kenapa?”

Sholih: “Tidak tahu,bu.”

Guru: “Ya sudah. Yang penting kalian tidak meniru perbuatan itu, karena

membolos adalah perbuatan yang tidak terpuji, dan tidak disukai oleh

Tuhan.”

Sholih dan Aisyah: “Iya,bu.”

Guru: ”Baik, sekarang kita membahas PR kemarin ya!”

Di kelas Sholihah,

Guru: “Sholihah, kamu tahu Lai kemana ya?”

Sholihah: “Tadi Lai ikut kakaknya tidak masuk sekolah,bu.”

Guru: “Ya sudah, nanti ibu yang urus.”

Sambil berbisik Fai, sahabat Aisyah, bertanya pada Aisyah

Fai: “Aisyah, memang Lai kemana?”

Sholihah: “Membolos”

Fai pun mengangguk.

ADEGAN 4

Di jalan

Abu, Lai dan Ina duduk di pinggir jalan. Ada cowok yang lewat, dan digoda oleh Lai.

Lai: “Mas...mas...menoleh dulu donk!”

Cowok itu hanya menggeleng kepala. Abu, Lai, dan Ina pun ketawa.

Sepulang sekolah, Sholih, Sholihah, dan Fai bertemu nenek tua yang mau menyeberang. Dan di pinggir jalan mereka bertemu dengan Abu, Lai, dan Ina yang sedang makan jajan.

Sholihah: “Kakak, Fai, ada nenek tua yang mau menyeberang tuh! Yuk kita bantu!”

Sholih dan Fai: “Ayo...ayo...”

Ketika Sholih, Sholihah, dan Fai hendak membantu nenek menyeberang, Abu yang melihat mereka, lalu menghampiri mereka.

Abu: “Kalian mau ngapain?”

Fai: “Kita mau membantu nenek itu, Abu. Kasihan nenek itu mau menyeberang.”

Lai: “Nggak usah dibantu, kan nenek itu bisa menyeberang sendiri.”

Sholihah: “Ya tidak boleh seperti itu. Kata bapak sama ibuku, kita harus saling tolongmenolong.”

Ina: “Nggak penting.”

Sholih menggandeng nenek itu

Sholih: “Nenek, mari kami bantu menyeberang.”

Nenek: “Oh iya,nak. Terimakasih ya! Kalian memang anak-anak yang baik.”

Abu menghalangi jalan di depan mereka sambil ketawa

Abu: “Nggak boleh lewat, nggak boleh lewat. Hayooo...hahahaha”

Ada sebuah motor yang melaju dengan sangat kencang dan menyerempet Abu. Abu pun jatuh, dan mengerang. Semua yang ada di situ membantu Abu.

ADEGAN 5

Di rumah Abu. Abu terbaring di tempat tidurnya, di ruangan itu ada orangtua Sholih dan Sholihah, orangtua Abu dan Lai, Sholih, Sholihah, Lai, Ina, dan Fai.

Abu memulai pembicaraan

Abu: “Maafin Abu ya, Sholih, Sholihah, dan Fai. Abu pengen punya orangtua kayak orangtuamu. Kayaknya nggak pernah marah, dan lembut sekali, bisa menjadi sahabat.”

Sholih: “Iya, nggak apa-apa. Maafkan kita juga ya! Walaupun orangtua kamu keras sama kamu, tapi mereka sayang sama kamu, hanya saja caranya yang keliru.”

Lai: “Iya.”

Muhammad: “Yang jelas menjadi orangtua harus tegas, tapi tidak keras.”

Fir’aun: “Iya,pak. Saya menyesal jika anak-anak saya jika nanti seperti saya.”

Zulaikha: “Saya juga menyesal sering memukul mereka, dan menjadikan mereka takut

sama saya.”

Khodijah: “Yang jelas kita sebagai orangtua bisa menjadi sahabat anak kita.”

Sholihah: “Iya, saya dan kak Sholih juga menganggap orangtua kita sebagai

sahabat kita, bukan sekedar menjadi orangtua semata.”

Semua pun tertawa dan bersalaman...

Itulah akhir dari psikodrama ini, hikamahnya adalah orangtua merupakan pelukis anak, anak merupakan tabularasa. Anak menjadi bermasalah jika orangtua keliru dalam pola asuhnya. Jadikan anak sahabat anda!

(Ditampilkan pada program unggulan kelompok Karangkates 1 pada talkshow pola asuhorangtua yang baik bagi perkembangan anak tema “Kenali Dunia Anak Anda!” di Kab. Malang)

Written by : Pustakasari

Directors team : Pustakasari,Helmi dan Sun

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun