Dear Anomalova,
Masihkah dirimu dipersimpangan jalan kebenaran?
Menanti kereta kencana menjemput nurani sucimu
menuju Arsyd tak terbatas di luar cakrawala
tak tertembus indera berdosa
hanya dapat terbias melalui mata hati
Dear Anomalova,
Masihkah dirimu berhenti di tepi jalan kegundahan?
Menunggu siluet senja beranjak dari galeri takdir alam
hingga petang merayap menyelimuti langit…
Dear Anomalova,
Masihkah dirimu terjerembab dalam kubang penyesalan?
Menanti sang Eros meraih jemarimu tuk seberangi lautan harapan
bergegas menggantikan tahta psyche di bilik hati Eros.
Dear Anomalova,
Janganlah intip serambi fatamorgana!
Itu semu
itu palsu
itu imitasi
yang akan membuat delirium
Tetaplah engkau di situ…!!!
Di tempat yang pantas
terus menunggu, menanti, hingga pedang alterstar menusuk jantungmu menyucikan darah nyinyir hitam pekat menjadi seperti darah unicorn suci beraroma lavender murni sekental minyak zaitun milik Jasmine
maka detak jantungmu kembali berirama merdu.
Gd.B313
27 Mei 2008 11.00 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H