Mohon tunggu...
Endah Marjoen
Endah Marjoen Mohon Tunggu... Arkeolog dan Penggiat Budaya Kreatif (Komunitas Luar Kotak) -

Arkeolog UI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Patut Ditiru Di Sini

6 Juni 2018   01:14 Diperbarui: 6 Juni 2018   13:53 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Toleransi itu Keharusan Bukan Pilihan"

Hidup di Indonesia dengan ribuan pulau, ratusan etnis, bahasa, dan banyak keyakinan beragama, toleransi adalah sebuah keharusan bukan sebagai pilihan. Karena kita tak bisa memilih untuk bersikap toleran atau intoleran. Kalupun memilih, maka pilihannya adalah bersikap toleran atau akan menghadapi kehancuran.

Banyak desa-desa di Indonesia menjalankan sikap toleransi antar umat beragama. Disini toleransi bukan hanya sekedar basa basi, apalagi hanya sebatas obrolan warung kopi yang segera habis bersamaan dengan gelas kosong. Bukan juga berupa slogan-slogan yang memenuhi timeline jejaring sosial media. Toleransi dilakukan tanpa paksaan dan sukarela.

Di desa-desa ini, kita bisa belajar banyak tentang arti toleransi dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena tanpa toleransi masyarakat di Indonesia hanya akan menjadi serpihan bangsa yang terpanggang dalam kejamnya perang saudara. Beberapa desa tersebut antara lain adalah:

1. Desa Plajan, Pakis Aji, Jepara, Jawa tengah

Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Foto: Wikha Setiawan/detikcom
Berjarak 22 km dari kota Jepara, Desa Plajan mengayomi masyarakat yang terdiri dari empat penganut agama, Islam, Hindu, Kristen dan Buddha. Aura toleransi sangat kental di sini. Gotong royong membangun tempat ibadah adalah hal yang biasa dilakukan oleh warga di sini.

Bahkan untuk menghormati umat Hindu yang sedang menjalankan upacara Nyepi, umat Isam tidak mengumandangkan adzan melalui pengeras suara. Hal ini dilakukan selama 24 jam, hingga upacara Nyepi selesai.

Begitu juga sebaliknya, saat umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri, umat penganut agama lainnya pun turut merayakan dan juga ikut membantu menjaga mesjid, demi kelancaran ibadah Sholat Ied.

2. Desa Boro, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

tribratanewsblitar.net
tribratanewsblitar.net
Desa Boro berasal dari kata "mboro" artinya pendatang, karena umumnya penduduk desa ini adalah kaum pendatang yang pergi ke tempat baru untuk mengadu nasib. Sebagai melting pot, maka tak heran jika penduduk desa ini terdiri atas beberapa agama yang berlainan. Penduduknya 80 persen memeluk agama Islam dan sisanya beragama Buddha, Kristen dan Katolik.

Di jalur utama jalan desa, terdapat empat rumah ibadah dari setiap agama. Ada Mesjid Miftahul Huda, Gereja Kristen Jawi Wetan, Gereja Kristen Kalam Kudus dan Wihara Buddha Sasana. Ke-empat rumah ibadah itu dibangun saling berdekatan. Masing-masing umat, menjalankan ritual ibadah masing-masing dengan baik tanpa adanya gesekan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun