Memancing Healing di Waduk Gunungrowo, Pati

Bulan puasa tahun ini menjadi momen yang sedikit berbeda bagi saya. Saya berencana untuk mengunjungi sebuah waduk bernama Gunungrowo yang terletak di desa Sitiluhur, kecamatan Gembong, kabupaten Pati, Jawa Tengah. 

Waduk yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda ini memiliki luas areal mencapai 320 hektar dan terletak di kaki gunung Wadi. Waduk ini tidak hanya menjadi objek wisata yang indah, namun juga menjadi tujuan bagi banyak orang yang ingin memancing gurame dan nila atau sekedar healing.

Pagi itu, sekitar pukul 09.00 di bulan puasa, saya tiba di waduk tersebut. Tidak ada warung yang buka ataupun pengunjung yang datang seperti kami. Hanya beberapa orang yang menggunakan motor untuk sekedar melintas atau yang berniat untuk memancing. Waduk Gunungrowo memang belum menjadi destinasi wisata yang populer, namun keindahannya tidak kalah dengan objek wisata lainnya.

Saya terpesona dengan pemandangan yang disuguhkan oleh waduk Gunungrowo. Air yang jernih dan biru, ditambah dengan pemandangan hijau yang mengelilingi waduk, membuat suasana menjadi begitu tenang dan menenangkan. 

Ditambah lagi dengan pemandangan Gunung Muria di kejauhan, membuat healing terasa sangat menenangkan. Saya juga melihat beberapa orang yang sedang asyik memancing di pinggir waduk. Mereka membawa peralatan memancing dan menunggu dengan sabar hingga ikan yang mereka targetkan datang dan menggigit umpan.

Para pemancing yang sedang healing di Gunungrowo (Pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)

Waduk Gunungrowo memang menjadi salah satu spot memancing yang populer di daerah tersebut. Kabarnya, pemda setempat sengaja menyebar gurame dan nila di waduk ini untuk memancing minat orang untuk datang ke sini. Namun, waduk ini juga menjadi tempat yang cocok untuk berolahraga, berpiknik, atau sekedar bersantai untuk chill and heal sambil menikmati keindahan alam Pesona Indonesia. Bagaimana tidak makin bangga berwisata di Indonesia yang indah ini.

Suasana sepi di waduk Gunungrowo sangatlah menenangkan, terlebih untuk melakukan hunting dan memancing. Hanya obrolan bersama teman dan kesunyian yang memukau yang menemani, sambil sesekali terdengar kicauan burung di kejauhan. 

Selain ikan, terlihat juga beberapa nelayan yang mencoba menangkap udang rebon yang juga menghuni kawasan ini. Saya sempat berbincang dengan salah satu nelayan yang mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan sekilo atau dua kilo udang rebon di waduk ini.

Nelayan yang mencari udang rebon di waduk Gunungrowo, Pati (Pic. Dok pribadi Endah Kurnia Wirawati)

Sepinya suasana di waduk ini sangatlah menyenangkan. Saya menikmati alam sambil duduk di pinggiran waduk, atau dari balai-balai di seputaran waduk yang disediakan oleh penduduk setempat untuk para pengunjung sambil menikmati hidangan. Di waduk Gunungrowo ini, memancing dan bersantai sambil menikmati kesunyian menjadi kegiatan sambilan yang populer untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Saya terpesona dengan keindahan alam yang disuguhkan oleh waduk Gunungrowo. Selain ikan dan udang rebon, ada pemandangan yang hijau dan menenangkan. Suasana sepi di waduk ini juga memungkinkan para pengunjung untuk menikmati alam dengan tenang dan bebas dari kebisingan. Benar-benar Pesona Indonesia yang menenangkan.

Di waduk Gunungrowo, kesunyian dan keindahan alam menjadi satu kesatuan yang mempesona. Para pengunjung dapat menikmati suasana sepi dengan melakukan berbagai kegiatan seperti memancing, berolahraga, atau sekadar bersantai menikmati alam. Saya sangat merekomendasikan tempat ini untuk para pencinta alam dan penggemar olahraga memancing. Kalau bukan kita yang bangga berwisata di Indonesia, siapa lagi?(EKW)