Meski pernah menjadi anak kosan selama 15 tahun, saya tergolong anak kosan minoritas yang jarang mengonsumsi mie instan. Paling banyak seminggu 3 kali. Itu sebabnya stok mie instan di kosan hanya sekitar 3-5 bungkus untuk sebulan. Mungkin karena pernah tinggal dan besar di Papua, saya sudah terbiasa mengonsumsi makanan selain nasi, jadi jagung, kentang, telor dan ubi selalu ada di kulkas.Â
Namun sesekali saya memang suka mengonsumsi mie instan juga, terutama di saat cuaca sedang hujan deras, tentu rasanya nikmat menyeruput kuah mie instan panas-panas dilengkapi beberapa toping tambahan. Tapi kali ini saya akan mengkreasikan menu sahur dari varian mie instan goreng.
Kreasi ini terinspirasi  oleh tukang jualan pecel di kereta ekonomi jaman dulu, kala penjual makanan dan pengamen masih bebas keluar masuk di dalam gerbong kereta. Selain sayur-sayuran, ada juga mie goreng dan gorengan yang disiram dengan kuah bumbu pecel. Rasanya cukup enak dan saya selalu mencari tukang jualan pecel ini bila naik kereta.
Yang dulu sering naik kereta ekonomi jaman penjual makanan masih bisa masuk kereta pasti tidak asing dengan sosok mbok-mbok tukang pecel yang terkadang level pedesnya tidak tanggung-tanggung euy.. makanya tukang jualan minuman pasti ada di dekatnya.. .Â
Cara membuatnya pun sangat mudah, bisa disimak lewat video di bawah ini.
Selamat mencoba. (EKW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H