Mengalami depresi yang sangat berat pasti pernah dialami oleh semua orang. Namun tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menghadapi depresi dengan sangat baik dan bijaksana. Beberapa orang yang terkena depresi justru menarik diri dari lingkungan keluarga dan sosialnya sehingga membuat depresinya menjadi lebih parah dan memicu tindakan untuk melakukan bunuh diri.Â
Padahal kondisi kesehatan jiwa yang baik bisa mengurangi bahkan mencegah terjadinya tindakan tersebut. Berdasarkan laporan WHO tahun 2010, angka bunuh diri di Indonesia telah mencapai 1,6 - 1,8% per 100.000 penduduk atau sekitar 5.000 orang per tahun. Data itu tentu saja mengejutkan.Â
Lalu siapa saja yang bisa mengalami masalah psikologis berat hingga memicu gangguan jiwa dan depresi? Secara global, 1 dari 6 orang (sekitar 15-20%) mengalami masalah kesehatan jiwa. Namun, ada beberapa faktor yang bisa mendeteksi orang dengan permasalahan kesehatan jiwa ini seperti: kesepian, merasa tidak dibutuhkan/merasa tidak berguna, merasa lelah dengan kehidupan, putus asa, merasa tidak ada yang mendukung atau tidak peduli padanya, merasa dijauhi teman dan keluarga serta munculnya perasaan tertekan dan depresi.Â
Jika tanda-tanda tersebut telah muncul pada diri kita, ada baiknya segera mencari solusi dan bantuan orang lain yang dipercaya.
Sayangnya, masyarakat ternyata bisa memperberat resiko gangguan kesehatan jiwa seseorang dengan perlakuan diskrimnatif, judgemental dan menyakitkan hati, tulisan tentang bunuh diri yang salah atau tidak tepat, dan perilaku lainnya yang membuat penderita depresi menjadi kesulitan untuk mencari bantuan karena dianggap tabu atau bukan urusan mereka.Â
Mereka yang mengalami depresi dan ingin melakukan bunuh diri sebenarnya butuh banyak dukungan, terutama dukungan sosial. Beberapa bentuk dukungan itu antara lain:Â
1. Dukungan Instrumental yaituÂ
a. Guidance atau dukungan sosial berupa nasihat dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
b. Reliable Alliance yaitu jaminan bahwa bantuan dari orang lain itu adalah nyata dan dapat diandalkan ketika dibutuhkan.Â
2. Dukungan Emosional, yaitu
a. Reassurance of Worth, yaitu dukungan sosial berupa pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu.Â