Mohon tunggu...
Endah Iri Aryani
Endah Iri Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Simulacra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kriminalitas Bentuk Tindakan yang Diperlukan atau Tidak?

27 Desember 2022   21:24 Diperbarui: 27 Desember 2022   21:51 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika integrasi sosial seorang individu berada pada fase high maka individu tersebut bagian dari altruisme dan aturan sosial seorang individu berada pada fase high maka individu tersebut merupakan bagian dari fatalisme, inilah yang disebut seorang individu tersebut taat. Jika integrasi sosial berada fase low yaitu egoisme dan aturan sosial pada fase low-nya yang mengakibatkan anomie, ini yang disebut tidak taat. 

Namun, menurut Merton anomie ini merupakan bentuk dari alienasi diri dari masyarakat yang mana diri tersebut membenturkan diri dengan norma-norma dan kepentingan yang ada di masyarakat. 

Merton (Ritzer, 2012) membagi jika masyarakat terlibat oleh kultur sosial dan juga struktur sosial. Kultur sosial menekankan pada tujuan-tujuan masyarakat sedangkan struktur sosial ini aturan-aturan sebagai sarana mencapai tujuan. Anomie ini juga sebagai bentuk pemberontakan dari kelas-kelas yang ada seperti yang terjadi pada saat Revolusi Perancis. Lalu apakah kriminalitas merupakan tindakan yang diperlukan atau tidak?

Dalam teori struktural fungsional yang menjadikan kriminalitas sebagai bentuk yang diperlukan sebagai keseimbangan. Sejatinya manusia merupakan makhluk yang dinamis yang mana membutuhkan kebebasan (no rules) tetapi kebebasan pada diri individu sifatnya terbatas. Sebuah aturan yang dibuat oleh suatu masyarakat sifatnya mengekang yang mana aturan atau norma ini walaupun semua disepakati oleh masyarakat namun diyakini ada bentuk dominasi kekuasaan suatu kelompok. 

Akibat dari aturan tersebut karena sifatnya mengekang maka yang muncul adanya konflik batin karena sulit beradaptasi. Sehingga Individu tersebut dapat melakukan tindakan deviasi. 

Menurut Durkheim puncaknya orang melakukan deviasi yaitu bunuh diri. Kita tidak dapat menilai apakah struktur fungsional sifatnya baik atau buruk namun yang perlu dipahami struktur fungsional membentuk keserasian atau keharmonisan. 

Manusia memiliki peran dan fungsinya, sebagai contoh jika ada sebuah deviasi maka yang berhak menghakiminya adalah orang yang memiliki profesi seperti polisi atau hakim. Jika individu bertindak lurus mengikuti aturan tanpa adanya deviasi dan sifat anomie lalu untuk apa membuat aturan?

Kriminalitas merupakan bentuk kecacatan sebuah aturan yang dibuat namun membuat semuanya seimbang. Kriminalitas sebagai bentuk kebebasan melepaskan konflik batin yang ada di dalam diri manusia untuk terus menerus beradaptasi dengan aturan yang berlaku. 

Namun, kriminalitas dalam teori struktural fungsional sebagai tindakan negatif yang mana membentuk keseimbangan di kehidupan bermasyarakat. Jika kriminalitas tidak ada yang hanya bisa bebas melakukan apa yang mereka inginkan hanyalah orang-orang berkuasa yang bebas membuat aturan untuk masyarakatnya. Aturan merupakan bentuk paksaan halus untuk selalu berjalan apa yang berkuasa inginkan.

Simpulan

Dalam melakukan tindakan, salah satu anggota masyarakat ada yang melakukan deviasi yang disebut kriminalitas. Kriminalitas dianggap buruk oleh masyarakat, padahal kriminalitas jika dilihat dari sisi lain merupakan bentuk kebebasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun