Berlangsungnya proses pembelajaran tak lepas dari toeri yang digunakan. Sebelum membahas konsep teori kontruktivisime alangkah baiknya terlebih dahulu mengetahui apa itu hakikat belajar. Hakikat belajar dilihat dari aspek psikologi merupakan proses penerimaan pengetahuan seseuai dengan kapasitas kecerdasan peserta didik. Sedangkan menurut ahli pendidikan hakikat belajar merupakan proses perubahan peserta didik ke arah yang lebih baik sesesui tujuan yang diinginkan.
Kemudian teori belajar kontrukvisme merupakan sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta dalam menyusun kerangka berpikir secara bertahap terhadap apa yang telah dipelajari melaului ide dengan realita yang diajarkan.
Teori ini memberikan kebebasan siswa untuk berpikir, artinya siswa dituntut untuk aktif dan guru sebagai fasilitator. toiri belajar ini lebih relevan diterapkan mulai jenjang SMA sederajat hingga perguruan tinggi. Mengingat, mereka sudah mampu berpikir kritis dan konkrit.
 Dalam konsep belajar kontruktivisme terdapat beberapa strategi salah satunya adalah Top-down Processing, yakni siswa belajar dengan memecahkan masalah yang kompleks kemudian menghasilkan atau menemukan keterampilan yang dibutuhkan, jika diterapkan dalam keterampilan menulis (maharah kitabah), maka melalui prosedur sebagaimana berikut:
Siswa diminta untuk menulis kalimat (jumlah ismiyah atau fi'liyah), kemudian dia akan membacanya, dan belajar tentang tata bahasa kalimat tersebut. Dan bagaimana cara meletakkan tanda baca titik koma. Setelah itu peserta didik diharapkan mampu membuat kalimat-kalimat tersebut menjadi paragraf yang sesuai dengan tata bahasa baik dari segi sintaksis (nahwu) dan morfologis (shorof).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H