Senjaku kuhabiskan untuk memikirkan ketidakmungkinan. Aku tak dapat menikmati senja. Bukan, bukan menikmati. Lebih kepada mengikhlaskan kepergiannya. Seketika ada sosok yang memelukku. Bau nya... Ah! Bau siapa? Sosok yang kubenci itu. Dia menghangatkanku seraya berkata, "akulah sosok yang kau ingini itu". Seketika hangat tubuhku dibuatnya. Ternyata dia pengamat yang kucintai selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!