Ibu, engkau tampil penuh pengorbanan.
Dalam detik-detak hati yang merana,
Ibu, engkau teguh dalam setiap pelukan.
Tiap pagi mentari menampakkan wajahnya,
Ibu, engkau membangunkan dunia ini dengan cinta.
Tangis bayi terdengar memecah kesunyian,
Ibu, engkau tiba dengan senyum penuh arti.
Di balik luka dan lelah yang terpendam,
Ibu, engkau tetap tegar menjaga keluarga.
Menyeka air mata di tengah badai kehidupan,
Ibu, engkau menyusun langkah dengan doa.
Engkau sumber kehangatan di setiap senja,
Ibu, engkau menyambut pulang dengan kasih.
Pelukmu terasa seperti surga yang abadi,
Ibu, engkau tak kenal lelah mencintai.
Di setiap keberhasilan dan kegagalan,
Ibu, engkau tetap memberi semangat tiada henti.
Mendengarkan cerita dan rintihan hati,
Ibu, engkau menjadi sahabat sejati.
Surga dunia adalah kasih ibu,
Tak terkira dan tak tergantikan.
Tiada batas pengorbanan yang telah kau beri,
Kasihmu ibu, takkan pernah pudar.
Engkau penopang kehidupan dan kebaikan,
Ibu, engkau bunga yang takkan layu.
Kata-kata terbaik tak akan cukup terucapkan,
Hanya rasa cinta yang bisa kuungkapkan.
Ibu, engkaulah harapan dan inspirasi,
Dalam dirimu terpancar kekuatan tak terbatas.
Dalam pelukmu aku merasakan surga,
Terima kasih ibu, atas segala kasih sayangmu.
Dalam hatiku terukir indah namamu,
Sebagai pahlawan sejati dalam hidupku.
Dalam puisi ini kuhaturkan penghargaan,
Kepada ibu, cahaya abadi dalam relung kalbu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H