Mohon tunggu...
Yusril mahendra Adam
Yusril mahendra Adam Mohon Tunggu... Pramugara - Wirasuwasta

Berkarya tanpa merugikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih Ibu Tiada Tara

14 Juli 2023   21:36 Diperbarui: 14 Juli 2023   21:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di balik sinar mentari yang bersinar terang,
Ada kasih ibu, yang tiada terperi,
Dalam pelukan hangatnya, aku dilahirkan,
Ku diberi nama, terucapkan doa-doa suci.

Sungguh mulia, tak ada tara,
Kehadiran ibu, kasih yang terang benderang,
Sejuta pesona terpancar dari matanya,
Bagaikan bintang yang gemerlapan di langit biru.

Tiap langkah hidupku, ibu selalu hadir,
Menemani, membimbing, dengan sabar dan rela,
Menyeka air mata saat hati terluka,
Menghibur saat jiwa terguncang oleh derita.

Di waktu susah, ibu adalah pilar,
Kekuatan yang teguh, tanpa pernah luntur,
Tangan ibu, sumber kehangatan yang abadi,
Sejuk bagai embun pagi di kala musim panas.

Karya terbaik ibu tak terukur dengan kata,
Ia menopang dunia dengan penuh ketulusan,
Tak lelah mengasuh, merawat dan mendidik,
Agar aku tumbuh jadi insan yang bermanfaat.

Ibu, kau pelita di malam yang kelam,
Penerang hati yang memancarkan cinta suci,
Dalam doa-doa ibu, ku temukan harapan,
Sebagai bimbingan ketika ku tersesat di jalan.

Oh, kasih ibu, tak terkatakan indahnya,
Seperti lagu yang mengalun penuh kelembutan,
Kan kuabadikan dalam setiap puisi,
Dalam setiap detik hidupku, selalu ada dirimu.

Terima kasih, ibu, atas segala pengorbananmu,
Cinta yang tak berbelah bagi, tanpa pamrih,
Engkau laksana pohon besar di taman hatiku,
Menyelimuti dengan dedaunan pengertian dan kesabaran.

Puisi ini, bukanlah cukup untukmu, ibu,
Namun, ini adalah permulaan untuk mengungkapkan,
Rasa terima kasih yang tak terhingga,
Kepada sosok luar biasa yang bernama "Ibu".

Kasih Ibu, tiada tara dalam kata-kata,
Takkan pernah terhenti, takkan pernah padam,
Menyala abadi, dalam hati yang selalu bergetar,
Hingga akhir nafasku, selamanya akan kuingat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun