Menulis artikel untuk koran dan majalah bagi saya merupakan kebutuhan. Kebutuhan rohani dan jasmani. Kebutuhan rohani maksudnya kebutuhan yang berkaitan dengan "kepuasan batin". Jika saya sudah menulis artikel rasanya plong. Unek-unek yang membeku di kepala menjadi cair.Â
Selanjutnya yang dimaksud kebutuhan jasmani, yakni jika artikel saya dimuat di media cetak, maka saya tentu gembira karena tulisan itu melahirkan honorarium. Pundi-pundi tabungan saya semakin membengkak dari berbagai tulisan.
Meskipun demikian, tidak berarti menulis artikel selalu mulus, tanpa hambatan. Beberapa kali saya kehilangan ide menulis artikel. Bahkan pernah seharian saya tidak memiliki ide tulisan yang akan dikirim ke koran. Dampaknya, kegiatan saya terhambat. Aktivitas menulis pun stagnan.
Teknik Mengatasi Kehilangan Ide Menulis
"Bagaimana caranya agar ide menulis artikel selalu hadir?"
 "Bagaimana caranya agar ide tidak hilang?"
Pertanyaan ini sering saya peroleh setiap kali saya menjadi pembicara diberbagai kelas pelatihan menulis. Berdasarkan pengalaman yang saya alami, teknik jitu mengatasi kehilangan ide menulis sebagai berikut. Mudah-mudahan cocok ya dengan kebiasaan Saudara.Â
Pertama, saya selalu menyempatkan membaca tulisan atau artikel karya orang lain.Â
Kedua, saya merangkum tulisan atau artikel karya orang lain.Â
Ketiga, saya melakukan diskusi dengan komunitas para penulis.Â
Keempat, saya ngobrol dengan pakar pendidikan sehingga melahirkan ide baru yang siap disajikan dalam bentuk tulisan.