Saya mendapat kiriman share berupa artikel mengenai dampak negatif mengkonsumsi daging ayam potong (broiler) khususnya bagian leher, sayap dan kaki. Dalam artikel itu dipaparkan salah satu kasus seorang wanita yang mengalami tumbuh lits dalam rahim (kista coklat) dan kemudian dioperasi dengan harapan kistanya bisa hilang dan kemudian sembuh. Namun beberapa bulan kemudian kambuh lagi, dan akhirnya melakukan konsultasi ke ginekolog. Dokter ginekolog tersebut kemudian bertanya :" Apakah anda suka makan sayap ayam, leher dan ceker ayam ??Â
wanita itu sangat terkejut, lalu bertanya :'' lho ko dokter bisa tahu kesukaanku ?? kemudian sang dokter menjelaskan alasannya ." hormon pertumbuhan (growth hormone) ayam ataupun anti biotiknya, selalu diinjeksi dibagian sayap, atau leher ayam. Sementara kaki ayam tempat menimbun end product antibiotik dan turunan second hormonal. karena itu, kegemaran makan sayap, leher dan kaki ayam akan serta merta menambah sekresi hormon bagi wanita. Akibatnya second hormon tersebut akan terakumulasi menjadi toxin yang kemudian menjadi karsinogen . sehingga wanita pengkonsumsi sayap, leher dan kaki ayam, sangat rentan terkena kanker yang berkenaan dengan kelenjar hormonal seperti : kanker rahim, cervix dan payudara.
Jika artikel tersebut bisa diterima dan dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya (versi ilmu kesehatan/kedokteran), maka kemudian kita berfikir bagaimana menghilangkan atau mengalihkan kebiasaan masyarakat khususnya kaum wanita untuk tidak terbiasa mengkonsumsi daging/olahan daging ayam broiler ?? padahal kita tau saat ini restoran - restoran atau rumah makan mayoritas menggunakan daging ayam broiler sebagai salah satu menu hidangannya.Â
Hemat saya, paling tidak ada beberapa hal yang perlu kita cermati dan fikirkan :
1. Kebutuhan daging ayam nasional kita sangat tinggi.
2. Ketersediaan daging ayam sehat (ayam kampung) masih sangat kurang dan terbatas.
3. Pragmatisme nilai ekonomis di negara kita sangat dominan.
4. Kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi ikan baik ikan air tawar atau ikan laut masih rendah.
5. Pedagang ayam potong kita sangat banyak. Dan mereka akan merasa rugi jika semua pembeli hanya mau membeli bagian tertentu dari ayam yang dijualnya karena takut efek penyakit yang akan ditimbulkan, padahal mereka membeli ayam dari bandar dengan harga satuan.
Semoga menjadi bahan pemikiran untuk kita semua ...........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H