Mohon tunggu...
Reca Ence AR
Reca Ence AR Mohon Tunggu... wiraswasta -

1964 Lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Salam kompasiana ...salam bahagia dan tetap bersahaja\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa : Proses Menuju Taqwa (Bag 2)

11 Agustus 2010   23:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(Ngobrol sama Ustadz Kampung)

.


“Mengulang pertanyaan kemarin Tadz, kenapa dalam Qs. Al-Baqarah ayat 183, puasa hanya diperuntukan orang-orang beriman saja “

“Ada beberapa hal menarik dalam ayat tersebut, coba kita perhatikan arti dari ayat tersebut : ‘Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa…….. Kenapa hanya untuk orang-orang yang beriman ?”

“Ya itu Tadz pertanyaan saya …”sela ku tak sabar

“Karena orang yang beriman itu adalah orang-orang yang telah memperoleh KEYAKINAN atas dasar PENCARIAN dan KEPAHAMAN, bisa jadi orang-orang yang tidak termasuk dalam kategori ‘beriman’, mereka akan mengalami kegagalan dalam puasanya. Boleh jadi berpuasa tapi tidak mendapatkan manfaat dari berpuasa itu sendiri.”

“Lebih jelasnya Tadz…?”

“Dengan kata lain , kita harus berpuasa dengan KEFAHAMAN bukan sekedar ikut-ikutan alias asal menjalankan saja, jika itu yang dilakukan, bisa jadi apa yang di prediksi Nabi Muhammad SAW bahwa puasa kita hanya memperoleh lapar dan dahaga saja bakal terjadi sama kita, bahkan Rasulullah SAW memberikan penjelasan lebih rinci : ‘Barang siapa berpuasa dengan IMAN dan PENUH PERHITUNGAN, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang’…”

“Penekanan pada kata Iman dan penuh perhitungan(Imaanan wahtisaaban), berarti bukan hanya dengan beriman saja, tetapi ditekankan lagi supaya penuh perhitungan dan evaluasi diri.”

Kuperhatikan terus setiap penjelasan dari pak Ustadz ini

“Dalam ayat tersebut terkandung kata KUTIBA ‘ALAIKUM : DIWAJIBKAN, kenapa tidak di sunnahkan atau di mubahkan ?”

“Iya Tandz…kenapa tuh?”

“ Disini terkandung makna bahwa puasa itu demikian pentingnya buat manusia, bukan buat Allah, jadi makna ibadah wajib itu harus kita maknai secara benar, bahwa semua ituuntuk kepentingan mendasar manusia, yang jika kita tidak melaksanakannya kita akan mengalami PROBLEM dalam kehidupan kita, baik fisik, fsikis, social maupun spiritual.

Dengan demikian perintah puasa ini adalah salah satu bentuk Kasih sayang Allah kepada kita, karena Dia tidak ingin hidup kita menderita dan menemui berbagai kesulitan.”

“Setelah itu Tadz ada kata diwajibkan kepada orang-prang SEBELUM kamu, kenapa diwajibkan juga kepada orang-orang terdahulu ?

“Hal ini semakin menjelaskan kepada kita bahwa puasa memang penting untuk manusia secara UNIVERSAL, bukan hanya umat Muhammad SAW saja, dan jangan heran kita akan menemui umat manusia dibelahan bumi dari berbagai bangsa dan agama, juga mengenal menjalankan ibadah puasa, walau dengan tatacara yang berbeda.”

“Gitu ya Tadz…..”aku mengangguk-angguk

“Dan akhir dari ayat itu tertulis kata ‘La’allakum tattaqun’ : Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa…”

“Iya Tadz, koq mudah-mudahan sih……”

“Inilah yang menarik, terdapat kata mudah-mudahan, yang berarti tidak semua yang berpuasa, bakal menjadi orang-orang yang bertaqwa”

“Jadi…?”

“Hanya orang-orang yang mengikuti cara Rasulullah SAW saja yang akan mencapai keberhasilan tujuan puasa yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN, dengan Kefahaman dan evaluasi terus menerus.”

“Wah wah…. Puyeng juga Tadz, coba kesimpulannya Tadz…”

“Kesimpulannya :

1. Ibadah puasa yang kita jalankan adalah sebagai ‘Proses Beragama’ untuk meningkatkan kualitas IMAN menjadi TAQWA dan selanjutnya ‘BERSERAH DIRI’

2. Keimanan hanya akan diperoleh dengan PENCARIAN, PEMAHAMAN sehingga akan menghasilkan KEYAKINAN.

3. Puasa adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada kita agar kita tidak menderita dan menemui berbagai kesulitan..

4. Ikutilah tatacara Rasulullah SAW untuk menjalankannya, Insya Allah akan mencapai tujuan, yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN, puasa dengan Kefahaman dan Evaluasi diri ……….Wallahu ‘alam ….Gimana…….. ada yang kurang jelas?”

“Untuk sementara cukup jelas sekali Tadz, … makasih banyak uraiannya Tadz”

………….

Waktupun terus berjalan, terus merayap dibalik lembayung senja

“Yaa Aziz……. Berikanlah kami kekuatan untuk mengamalkannya….”

.

.

“Rumah Sahaja”

EAR 120810 Ciputat Tangerang

.
Catatan lain : "Ngobrol sama Ustadz Kampung"

1. Getaran-getaran Ayat-ayat Suci

2. Shalat Khusyu

3. Belajar menikmati Hidup

4. Tahajud Call

5. Beribadah di Kompasiana

6. Alhamdulillah

7. Puasa : Proses Menuju Taqwa (bag 1)

8. Egois dalam Berdo'a

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun