Mohon tunggu...
Reca Ence AR
Reca Ence AR Mohon Tunggu... wiraswasta -

1964 Lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Salam kompasiana ...salam bahagia dan tetap bersahaja\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta di Negeri Awan

14 Agustus 2010   15:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nyai………..

Ketika kau datang di ruang hati

Kau penuhi setiap kekosongan dengan semerbak mewangi

Kaupun melukis bentuk keindahan rasa di dindingnya

Kesadaranku terengkuh luluh menatap ilustrasi yang kau buat

Walau di kedalaman hati ada yang tak berkenan dalam alunan keseharianmu

Namun semuanya seolah terbungkus selimut damaimu

Ah……..

Kuberusaha menelusup kisi-kisi kasat mata

Menerobos hasrat yang tak mewakili jiwa

Mengurai niat-niat yg tak seharusnya

Nyai ……..

Entah apa yang ada di dirimu hingga begitu kuat mempesona rasa

Saat kucoba menatap lukisan ucapmu

Jantungku berdegup lemas

Gemetar laksana malam pertama berjumpa

Padahal hanya sebuah sapaan salam biasa

Nyai ……..

Setiap kau menekan kalimat untukku

Kharismanya telah melambungkan sejuta emosi

Merenyahkan ketakmungkinan menjadi sebuah janji

Ah………

Sulit menerka dari mana benih itu lahir

Yang kurasa…….

Matamu telah menghantarkan energi kerinduan

Menggetarkan sendi-sendi asa yang hilang

Membawa gelora keindahan cakrawala

Membelai damai qalbu

Menyejukkan mata diterik kerontang

Seolah aku ada dalam pelukan lembutmu

Nyai……….

Maafkan ….

Aku tak ingin lukisanmu jadi tak bermakna

Walau ku tahu hasrat kita ada dalam frekwensi yang sama

Nyai ……

Seribu kata ingin kususun untuk sebuah asa

Membangun Kerajaan Cinta di Negeri Awan

Ah…….

Maafkan Nyai…….

.

.

“Negeri Seribu Cinta”

EAR 140810 Ciputat-Tangerang Syair dan Puisi lainnya : 1. Datang Tak Pergi-pergi 2. Renungan hati 3. Akupun Terpasung 4. Telaga Impian 5. Silaturahim Cinta 6. Lamunan dari Negeri 1000 Cinta 7. Surat Cinta yang Tertunda 8. Maafkanlah 9. Tak Seputih yang Ada 10. Aku Tidak Tahu 11. Sesuatu yang lain 12. Kata Hatiku 13. Kasih yang Terpatri 14. Tetapkanlah 15. Catatan Cinta yang Lupa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun