Mohon tunggu...
Reca Ence AR
Reca Ence AR Mohon Tunggu... wiraswasta -

1964 Lahir di Sukabumi, Jawa Barat. Salam kompasiana ...salam bahagia dan tetap bersahaja\r\n\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup adalah Perubahan

3 Desember 2009   06:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:05 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Pesan dibalik Perjalanan)

10 tahun yang lalu, suatu hari di sudut Bundaran HI saya duduk dibawah pohon yang sedikit dapat menutupi tubuh dari sorotan Matahari,  ada beberapa orang juga yang melakukan hal yang sama, ada yang sambil ngopi, karena disekitar pinggiran trotoar itu banyak yang jualan kopi keliling, ada yangmerokok, bahkan ada yang baca-baca buku, mungkin sekedar membunuh waktu sambil menunggu, entah apa yang ditunggunya. Sayapun memesan kopi sekedar menghilangkan kepenatan hari dan menemani kesendirian hati menunggu seorang sahabat lama. Kuteguk sedikit kopi yang masih agak panas, aahhh….segarnya….., sambil kuperhatikan lalu lalang kesibukan di jantung Ibu Kota.

“Hey…!!!!”

Tiba-tiba saya dikagetkan sebuah suara dari samping kiri, ooh ternyata dia yang ditunggu.

Kami saling berjabat tangan, berpelukan, dan aahhh ….. senangnya, mengingatkan masa-masa SMA dulu. Kamipun bercerita ‘ngalor-ngidul’, dari masa lalu sampai temen-temen yang kemana tahu, dari masalah kerja hingga berita-berita kota, dari masalah pribadi sampai pada urusan rizki,...yah memang kami sahabat yang cukup dekat dalam berbagai curhat.

“Ca…” dia memanggilku dengan panggilan dulu waktu di sekolah ,…‘reca’…

“Udah berapa anak lo, istrimu orang mana?” tanyanya seketika

Saya terdiam sejenak

“Belum Ted, makanya itu gue pengen ketemu lo, mo nanyain kiat-kiatnya” jawabku setengah tersenyum lebar

“Jangan kelamaan sendiri, nanti udah nyaman dengan hidup sendiri, repot “ sambungnya

“Ga usah pilih-pilih, yang penting titik keimanan yang perlu diperhatkan”jelasnya

“Sekarang lo jadi Ustadz ya?” godaku

“Cuma pengurus masjid sebelah rumah”

“Ayo dong keluarkan jurus-jurus mautnya, atau minimal kesan dan pesan selama lo berumah tangga” pintaku sedikit maksa

“O ya… ada beberapa yang mesti kita rubah sudut pandang dari keinginan-keinginan kita semasa SMA, dulu kita selalu mencari pasangan yang cantik, bodynya aduhai, fleksibel, dan semacamnya cirri-ciri wanita ideal dambaan para lelaki, ternyata….” Dia berhenti sejenak

“Ternyata apa ted…? Rasa penasaranku

“Ternyata setelah kita berada di dalam ruang yang namanya ‘rumah tangga’, semua itu menghilang, tak nampak lagi entah kemana, bahkan tak pernah terpikirkan lagi, yang ada..

“Yang ada apa Ted? Potongku

“Yang ada setelah itu…bagaimana kita berusaha mempertahankan hidup, mencari nafkah, mencari peluang-peluang kerja, bagaimana menata keharmonisan rumah tangga, mendidik anak agar sesuai dengan apa yang kita harap….., jadi”

“Jadi apa Ted..? saya semakin penasaran

“Lo jangan jadikan kecantikan dan paras rupawan sebagai hal penting mencapai kebahagiaan,  hal itu berlaku hanya sesaat saja” jelasnya

Saya tercenung mengolah data yang  sampaikan….yah memang dulu seperti itulah yang saya dan sebagian temen-temen sepermainan

“Ada yang lebih penting lagi…”tambahnya memecah telaahku

“Apa tu Ted…?”

“Hidup ini adalah perubahan….”

“Maksud lo ?”

“Kita jangan alergi dengan perubahan..”

“Maksud lo..?”

“Walau kita telah banyak mengenal pasangan kita sampai hal-hal yang kecil sekalipun, ternyata dalam perjalanannya masih saja ada  hal-hal baru yang belum diketahui sebelumnya”

“Kesimpulannya?”

“Perubahan adalah bagian dari perjalanan hidup kita, mau ga mau, suka ga suka, kita pasti melaluinya, karena lingkungan kerja, lingkungan dimana kita tinggal, informasi media dan pesatnya teknologi akan mempengaruhi tatanan pemikiran, dangelombangnya dahsyat sekali untuk merubah sikap dan laku seseorang”

“jadi…?”tanyaku singkat

“Jika lo nanti menemukan hal baru atau perubahan dari pasangan lo, ga usah kaget apalagi disikapi dengan emosi, bersikaplah arif dan bijaksana, dan jadikan ‘Komunikasi’ sebagai sarana untuk meng-clear-kan suasana,tidak ada yang sempurna di dunia ini, kesempurnaan hanya milik Allah, kita hanya berusaha untuk mendekati sempurna, kesempurnaan kita ada pada diri orang lain, makanya Allah menyuruh mahluknya untuk saling menjalin tali silaturahim, agar apa yang kita tidak punyai bisa dilengkapi yang lain”

“Gila … kata-kata lo…dapet dari mana tuh”

“Ustadz kampung sebelah… gue sekarang lagi banyak belajar agama..”

“Ha ha ha….. insyaf nih ceritanya..? godaku

“Ketenangan, kedamaian, kebahagiaan, ternyata ada dalam norma-norma agama yang diaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan niatan ibadah hanya kepada Allah”

“Busysyeet dah …..bener-bener udah jadi ustadz inimah” gaya sundaku keluar

Tiba-tiba ada titik air menyentuh tanganku semakin lama semakin banyak, sepertinya hujan mau memulai aktifitasnya (kebetulan musim hujan saat itu)

Kamipun meninggalkan tempat itu menuju tempat yang bisa dijadikan untuk berlindung.

Hari yang penuh berkah ….

Kubawa obrolan tadi kedekat hati, kusimpan dikedalamannya

“Yaa….Allah… semoga ilmu yang bermanfaat, tunjukan hambaMu arah yang lurus seperti yang Kau tetapkan”

……………….

Barangkali ssahabat-sahabat ada yang mau menambahkan ?....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun