Mohon tunggu...
Siti Syamsinas
Siti Syamsinas Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya sebenarnya senang menulis sejak masa remaja tapi saya tidak peduli dengan tulisan saya sehingga banyak tercecer. Namun masih ada beberapa yang saya simpan, melalui kompasiana saya ingin mencoba mempublikasikannya, kira-kira nanti bisa teruji kelayakannya sebagai sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Episode Kasmaran Dua

17 Oktober 2012   01:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buih Gelombang

Buih gelombang pecah
menyeruak pasir di pantai
Kuinjak-injak pasir itu sampai sebatas betis
tapi
butiran pasir luruh menyusup kembali dalam gumpalannya

Angin pantai berhembus
menerpa segala yang ada
tutup fanta, kulit kacang, botol aqua, puntung rokok malioboro
semua terbawa hanyut ke laut
angin kembali ke porosnya

Buih gelombang dan angin pantai
membawa udara hempasan panas
panasnya angin pantai
meluruhkan semilir lembutnya angin

Banten, ditulis Juni 1991
Pesona

Pesona membawa pada emosi jiwa
Pesona menaburkan benih
pesona melibatkan simpul keresahan

Pesona menebarkan kerinduan
Pesona menorehkan cinta kasih
Pesona menikamkan kepedihan
Oh pesona membuai angan tanpa batas

Jakarta, ditulis Januari 1991

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun