Statementnya viral di media, ribuan orang turun kejalan, mereka memprotes dan menuntut permintaan maaf dari John. Tak luput masa membakar piringan hitam, album The Beatles serta photo dan poster.
Tak lama kemudian John pun meminta maaf, mengaku salah dan khilaf. Namun kekhilafan John inilah yang kemudian mempengaruhi penilaian Chapman pada John dan merubah cinta menjadi benci. Bagi Chapman, John tetaplah seorang penista agama.
Tentu saja John punya beberapa argumen yang mendasari pernyataannya. John hanya ingin menyampaikan realitas yang ada pada zamannya, bahwa anak-anak muda lebih asyik menonton televisi daripada pergi beribadah.
Popularitas televisi pada zaman itu mengalahkan kekhusyuan beribadah. Televisi menjadi kiblat baru anak-anak muda dan mengalahkan popularitas agama manapun didunia. "Beatles lebih berarti bagi anak-anak daripada Yesus, atau agama, pada waktu itu. Saya tidak bermaksud melecehkan atau merendahkan, saya hanya mengatakan itu sebagai fakta," kilah John.
"Saya mengagumi The Beatles dan memasang foto mereka di kamar. Sejak usia 10 tahun, saya selalu mendengarkan idealisme mereka. Terutama ajaran Lennon, saya sangat kagum dan percaya, namun kemudian saya kecewa, John Lennon harus kubunuh. John Lennon penipu." ujar Chapman.
John memang seperti tidak akrab dengan ajaran agama manapun. Selepas The Beatles bubar, pada tahun 1970 John menulis sebuah lagu "God" yang liriknya menggambarkan ketidakpercayaannya pada agama apapun.
Dipersidangan, hakim mengetok palu setelah sebelumnya mengganjar perbuatan Chapman dengan vonis 20 tahun penjara. Kuasa hukumnya memohon agar hukuman dapat diringankan dengan dalih bahwa Chapman telah menderita gangguan jiwa.
Namun Chapman rupanya tidak setuju, dia justru meminta kuasa hukumnya untuk membuat surat pengakuan bersalah dan mengatakan bahwa pembunuhan itu adalah perintah Tuhan. Chapman merasa bahwa The Beatles mempunyai pengaruh buruk bagi anak-anak muda saat itu, khususnya pemikiran John baik terhadap agama maupun negara.
Apapun alasannya tentu saja radikalisme dan kekerasan atas nama agama tidak dibenarkan dalam ajaran agama manapun. Pada akhirnya jenazah John dikremasi pada tanggal 10 Desember 1980 di taman pemakaman Ferncliff di Hartsdale, New York.
Yoko Ono menerima abu jenazah suaminya dan memutuskan bahwa tidak ada upacara pemakaman bagi suaminya. Namun para penggemarnya dari seluruh dunia tidak pernah berhenti mengunjungi sekitar apartemennya untuk menyampaikan rasa duka cita. Perasaan belasungkawa mereka tunjukan dengan menyematkan bunga atau bahkan menyanyikan karya-karya John.