Mohon tunggu...
Sainal Sahid
Sainal Sahid Mohon Tunggu... -

Lahir dan Besar di Kota Palopo. Selepas Menyelesaikan Studi di Kota Makassar, Memilih kembali ke tanah kelahiran untuk mengabdikan diri sebagai Abdi Negara Pelayan Publik.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mampir di WTP

13 Agustus 2014   06:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WTP atau Warung tenda patang sekilas nampak terlihat biasa-biasa saja. Pengunjungnya pun setiap hari yang itu-itu saja tapi tetap ramai. Yah namanya warung tentu punya daya tarik tersendiri. Mariama Sudiati, Perantau asal lombok yang telah puluhan tahun bermukim di Kota Palopo mengaku jika ramainya tempat jualan miliknya mungkin disebabkan karena  harga sepiring nasi yang ia jual relatif murah dan masakan yang disajikan punya rasa khas tersendiri.

Memang tidak mudah mempertahankan sebuah ciri khas, selama selama 12 tahun lebih keberadaan Warung Tenda Patang (WTP) hingga kini masih tetap eksis dengan keunikannya. Keberadaanya di samping pagar Kantor Dinas Pertanian nampak tak mengganggu rutinitas harian para Abdi Negara di kantor tersebut. Tidak jarang pegawai yang ada di kantor tersebut menjadi pelanggan spesial dengan pesanan diantar langsung melalui pintu pagar kecil yang sepertinya dibuat khusus untuk melayani mereka di dalam sana. Dulunya kantor dinas dan warung tenda hanya berbatas pagar kawat saja, jadi yang pesan makanan wajahnya nampak begitu jelas. tapi seiring perkembangan, kini pagar kantor tersebut telah berkonstruksi tembok tinggi, yang terdengar dari arah kantor tinggal suara pesanan saja. untungnya pagar tinggi ini biasa difungsikan sebagai dinding warung sekaligus tempat bersandar para pengunjung yang ingin menikmati Nasi Campur  dan menikmati minuman dingin atau panas sesuai selera dan suasana.

Saya adalah salah satu langganan warung ini sejak beberapa tahun silam. saya masih ingat saat masih menjadi Penyiar Radio, warung ini selalu menjadi sasaran untuk mengisi perut kosong di siang bolong. dan uniknya sampai sekarang aroma masakan yang disajikan seperti tak berubah. Taste nya masih tetap sama, lidah saya seperti tidak asing lagi dengan rasa khas masakan ibu mariama. tapi mungkin karena iseng saja atau memang penasaran, hari itu saya mau tahu banyak di balik rahasia gurihnya masakan ibu paruh baya ini. "cara masaknya biasa saja dek, kalau untuk masak nasinya dengan cara di dandang di atas kayu bakar dan untuk sayur santannya juga di masak dengan menggunakan kayu, itu sudah dari dulu memang, makanya rasa agak beda dengan warung-warung nasi lainnya, katanya.

Mariama Sudiati, Perantau asal Pulau Lombok - NTB ini sebenarnya tak pernah membayangkan akan menetap dan tinggal lama di Kota Palopo. Niat awalnya  hanya ingin mencari saudaranya yang belum pulang selama puluhan tahun karena merantau. Tapi  garis tangan berkata lain, sejak menginjakkan kaki di Palopo tahun 8o-an silam ia malah merasa seperti telah berada di kampung halaman  sendiri.

Buat anda yang mungkin ada kesempatan mampir di Kota Palopo jangan lupa ya  mampir di Warung Tenda Patang ini. warung ini mungkin akan punya kesan tersendiri buat anda. Menikmati makanan murah di warung ini serasa makan di rumah sendiri loh,..sambalnya tiada berbatas bro!!! boleh tambah sesuka hati,hehe :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun