[caption caption="Masalalu"][/caption]“Mbaa, jangan tatap gitu dong, ngeri tau,”
“Oh ya, sori kebiasaan mas,” jawabnya terlihat khawatir.
“G’ apa-apa mbak,” jawabku.
Kami terdiam. Tak tau harus saling menyapa apa.
“Mmm, apa g’ penasaran ma pesan Bu Tini, siapa Dia dan,, g’ usah gugup gitu kalee,”Jawab perempuan cantik yang mengulang ingatan pristiwa yang hampir membuat keperjakaan ini hilang.
“Penasaran sih, tapi khawatir banget nih, tadi Bundanya Sachiko udah janji mau telphon orang tuaku, tapi saya tidak melihatnya, malah sekarang menghilang,” jelasku.
“Oke dah ntar kita bicara di Mobil yah,” jawabnya.
“Enggak, biar Aku pulang sendiri aja,” sambutku.
“Wedew, culun ah kali sih kamu jadi cowok, diajak ma cewek cantik kayak Aku kok kamu g’ mau, sory canda. Maaf ya, ini pesan dan ada amanat yang harus Aku sampaikan”.