Mohon tunggu...
Emy Srie
Emy Srie Mohon Tunggu... Guru - Blogger

Paling senang dengan kegiatan membaca & menulis. Karena dengan menulis bisa menembus jutaan kepala manusia. Lebih ampuh dan bermakna daripada sekadar berbicara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Menumbuhkan Budaya Positif di Sekolah

10 Juni 2024   19:01 Diperbarui: 10 Juni 2024   21:00 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat serta bertanggung jawab. Peran guru sesuai dengan konsep dari Ki Hajar Dewantara (KHD) mengingatkan bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik hanya dapat "menuntun" tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Dalam proses menuntun tersebut, anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik, akan tetapi guru sebagai pamong harus memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya . Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Budaya Positif sangat perlu untuk diterapkan. Menurut saya sebelum membangun budaya positif yang mengarah pada siswa, terlebih dulu membangun budaya positif untuk diri sendiri. Kemauan untuk mengubah kebiasaan yang kurang baik pada diri pendidik dan membiasakan hal-hal yang baik tentunya menjadikan diri kita sebagai iklan berjalan penebar kebaikan  di lingkungan sekolah. Hal ini akan memudahkan kita nantinya untuk mendapatkan dukungan rekan sejawat ketika akan melakukan perubahan di lingkungan sekolah, termasuk menumbuhkan dan membiasakan budaya positif di lingkungan sekolah.

Pertanyaannya sekarang adalah karakter seperti apa yang bisa menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya sebagai manusia? Disini kita dapat melakukan refleksi tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa dalam menuntun anak mesti sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman, Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan dimana anak berada. sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan"isi" dan " irama". Dalam menuntun anak, pendidik hendaknya melakukan pembaharuan yang terpadu selalu berpihak pada kepentingan anak jangan meninggalkan kodrat keadaan baik alam maupun zaman dan mengutamakan budi pekerti. Disinilah peran guru dalam membentuk karakter murid agar terwujudnya budaya positif Menurut Ki Hajar Dewantara, Budi pekerti atau watak atau karakter merupakan perpaduan gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga, Budi pekerti dapat juga diartikan sebagai perpaduan antara Cipta ( Kognitif ), Karsa ( afektif), sehingga menciptakan karya ( Psikomotor ). Keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik melatih sosial dan karakter baik bagi seorang anak.

Di sekolah sebagai sebuah lembaga atau institusi pendidikan budaya positif harus diterapkan jadi tidak hanya sekedar wacana belaka. Mengingat pentingnya budaya positif ini, ada beberapa upaya serta kegiatan agar budaya positif ini dapat berjalan dan konsisten, diantaranya adalah:

1. Kampanye anti bullying

Bullying menjadi hal yang marak akhir-akhir ini. Bullying itu sendiri ada dua macam yaitu bullying verbal dan non verbal. Pelaku bullying biasanya tidak merasa bahwa dia telah melakukan bullying terhadap korban. Dia hanya menganggap itu hanyalah sebagai sebuah candaan saja padahal apa yang dilakukannya termasuk bullying. Nah, kita sebagai pendidik hendaknya mengkampanyekan hal ini, agar anak-anak mengetahui apa itu bullying, bagaimana bentuknya serta cara pencegahannya.

2. Memberikan pujian, penghargaan, dan pengakuan ketika anak mencapai sesuatu yang baik. Ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak untuk terus belajar dan berkembang. Namun, kita juga harus mengetahui bahwa pujian, penghargaan serta pengakuan jika dilakukan secara terus menerus akan berdampak tidak baik bagi murid. Jadi, sebagai seorang pendidik, kita harus tahu kapan akan memberikan pujian, penghargaan dan pengakuan agar mereka tidak melakukan budaya positif semata-mata hanya karena ingin mendapatkan tiga hal tersebut. Memberikan pujian, penghargaan, dan pengakuan ketika anak mencapai sesuatu yang baik. Ini membantu meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak untuk terus belajar dan berkembang.

3. Mengajarkan serta memberikan teladan mengenai nilai-nilai moral dan membantu anak-anak memahami pentingnya integritas, tanggung jawab, kerjasama, dan kejujuran. Ini membantu dalam pembentukan karakter yang baik dan mengajarkan anak-anak bagaimana mengambil keputusan yang benarMenciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif, seperti permainan, eksperimen, atau proyek kolaboratif. Ini membantu anak-anak tetap bersemangat dan antusias dalam belajar.

4. Ciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menarik dengan menggunakan berbagai macam metode serta model pembelajaran yang inovatif seperti permainan, eksperimen atau proyek kolaboratif. Hal ini akan membuat anak-anak tetap semagat serta antusias dalam belajarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun