Mohon tunggu...
Emi Raiza Widyawati
Emi Raiza Widyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi : Kulineran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Usaha UMKM Keripik Pisang Nabila: Menyajikan Cita Rasa Tradisional Dengan Sentuhan Modern

25 Agustus 2024   09:30 Diperbarui: 25 Agustus 2024   09:40 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Pisang yang telah diiris tipis/dokpri 

Magetan, Jawa Timur – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang melaksanakan Program Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dimana dalam lautan bisnis kuliner yang terus berkembang, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) keripik pisang Nabila muncul sebagai salah satu contoh sukses bagaimana tradisi dapat dikombinasikan dengan inovasi untuk menciptakan produk yang menggugah selera dan berkelanjutan. Berbasis di Magetan, keripik pisang Nabila telah membuktikan bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan dedikasi, sebuah usaha kecil dapat mencapai keberhasilan yang gemilang dan memberikan dampak positif bagi komunitas lokal.

Keripik pisang Nabila dikenal karena kualitas dan rasa yang konsisten. Salah satu kunci utama dalam proses produksi mereka adalah pemilihan bahan baku yang berkualitas tinggi. Pisang yang digunakan merupakan pisang kapok, yang dipilih secara cermat untuk memastikan tekstur dan rasa yang ideal. Gemi Wartini menjelaskan bahwa mereka menggunakan teknik pengolahan khusus yang mengedepankan prinsip kehati-hatian untuk menjaga nilai gizi dan rasa alami pisang.

Proses produksi dimulai dengan pemilihan pisang segar yang kemudian dikupas dan dipotong dengan ketebalan yang seragam. Selanjutnya, potongan pisang direndam dalam larutan bumbu khusus yang merupakan rahasia resep turun-temurun keluarga Gemi Wartini. 

Setelah proses perendaman, pisang dikeringkan dengan teknologi pengeringan modern yang memastikan keripik tetap renyah tanpa kehilangan nilai gizinya. Proses akhir adalah pengemasan yang menggunakan bahan ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen usaha ini terhadap keberlanjutan.

Keripik Pisang Nabila memanfaatkan sejumlah strategi pemasaran konvensional untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Salah satu pendekatan utama mereka adalah pemasaran dari mulut ke mulut, memanfaatkan rekomendasi pelanggan puas untuk menarik pelanggan baru. 

Selain itu, mereka aktif mengikuti pameran dan bazar lokal, di mana mereka dapat memperkenalkan produk secara langsung kepada konsumen dan memberikan sampel untuk menarik perhatian. Terakhir, mereka sering menawarkan diskon dan paket khusus, terutama selama perayaan atau acara khusus, untuk menarik lebih banyak pelanggan dan mendorong penjualan.

Lebih dari sekadar bisnis, keripik pisang Nabila juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Usaha ini membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal, mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Gemi Wartini berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar dan memberikan pelatihan keterampilan kepada para pekerja. “Kami ingin agar usaha ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi kami, tetapi juga bagi masyarakat sekitar,” ungkap Gemi Wartini.

Gambar 2. Pemilik mengajak masyarakat sekitar dalam proses produksi/dokpri
Gambar 2. Pemilik mengajak masyarakat sekitar dalam proses produksi/dokpri

Gemi Wartini berharap agar keripik Nabila dapat semakin dikenal masyarakat. Ia memiliki visi yang besar untuk masa depan keripik pisang Nabila. Mereka berencana untuk memperluas jangkauan pasar ke luar negeri dan mengeksplorasi varian rasa baru yang sesuai dengan selera global. “Kami ingin keripik pisang Nabila tidak hanya dikenal di Magelang atau Indonesia saja, tetapi juga di pasar internasional. Kami akan terus berinovasi dan menjaga kualitas produk kami,” tambah Gemi Wartini.

Gambar 3. Hasil akhir keripik pisang Nabila/dokpri
Gambar 3. Hasil akhir keripik pisang Nabila/dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun