Mohon tunggu...
Emy Kusuma
Emy Kusuma Mohon Tunggu... -

aku, hidupku, dan semangatku..\r\n\r\nlove parents

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kesalahan Berbahasa

13 Desember 2012   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:43 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENTINGNYA PEMBENARAN BAHASA MEDIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-dasar

Menulis yang dibimbing oleh Ibu Rochima Firmadhonna

OLEH:

EMY RIZTA KUSUMA

NIM : 120211413395

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA INDONESIA

PRODI  S1-PEND.BAHASA, SASTRA INDONESIA & DAERAH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah Dasar-dasar Menulis yang di bimbing oleh Ibu Rochima Firmadhonna berupa makalah yang berjudul “Pentingnya Pembenaran Bahasa Media” pada waktu yang ditentukan.

Segala upaya penulis lakukan demi terselesaikannya makalah ini. Kami sebagai penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam makalah yang kami buat. Kritik dan saran dari pembaca kami harapkan agar makalah-makalah yang kami buat nantinya akan lebih baik.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri sebagai penulis, serta bermanfaat juga bagi para pembaca, baik di dalam maupun di luar aktivitas akademik Universitas Negeri Malang.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Bahasa merupakan suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain. Termasuk bahasa yang ada pada media massa merupakan simbol yang digunakan oleh kelompok sosial sebagai alat besosialiasi.

Media berperan sangat penting bagi kehidupan kita, untuk mendapatkan berita-berita penting dan berharga, tanpa harus berduyun-duyun ke tempat kejadian perkara. Hanya dengan membaca atau menyaksikan tayangan berita, masyarakat bisa dengan mudah mengikuti berbagaiinformasiyang terjadi di berbagai belahan dunia.

Dengan demikian, fungsi mediamassa adalah mengumpulkaninformasitentang kenyataan sebagai bahan berita, mengolah, dan menyunting bahan berita tersebut, untuk selanjutnya menyajikan sebagai berita, serta menjelaskan kenyataan yang terjadi saat itu.

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik merupakan unsur terpenting dalam penulisan media massa, baik itu media cetak ataupun media elektronik. Meskipun, dalam penerbitannya, terkadang media massa mengalami banyak masalah dalam penggunaan bahasa. Sehingga, menimbulkan banyak sekali penyimpangan bahasa di dalamnya. Oleh karena itu, dalam penulisan informasi pada media massa harus benar-benar diperhatikan, agar tidak menimbulkan masalah penyimpangan bahasa.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :

1.Bagaimanakah bahasa media itu?

2.Apa masalah yang terjadi jika ada penyimpangan bahasa dalam bahasa media?

C.Tujuan

Dari beberapa masalah di atas maka di peroleh tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1.Mengenal ragam bahasa media.

2.Masalah yang ditimbulkan karena kesalahan bahasa pada media.

BAB II

ISI

RAGAM MEDIA BAHASA

Dalam menyajikaninformasi,bahasa yangjelas menjadimediapendukung utama untuk menyajikan fakta-fakta dan pesan-pesan pada media massa. Misalnya dalam surat kabar,bahasadigunakan sebagai alat untuk mengungkapkan dan mengartikulasikan berbagai peristiwa yang kemudian menjadi sebuah berita secara tertulis.

Pada dasarnya, bahasamediatak berbeda jauh dengan ragambahasatulis lainnya. Dalam ragambahasatulis, orang yang berbahasa tidak berhadapan langsung dengan pihak lain yang diajak berbahasa. Jadi,bahasayang digunakan harus lebih terang dan jelas karena tujuannya tidak dapat disertai gerak isyarat, pandangan, anggukan, dan semacamnya sebagai tanda penegasan atau pemahaman terhadapinformasitertentu. Oleh karena itu, kalimat dalam ragam bahasatulis, sifatnya harus lebih dicermat.

Dalam penulisan bahasamedia harus disesuaikan dengan dua syarat utama, yaitu bahasanya harus terpelihara. Penggunaanbahasayang terpelihara dengan baik, menjadi sebuah daya tarik bagi sebuahmedia. Ia akan dibaca dan dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Subjek, predikat, objek, keterangan, atau hubungan di antara fungsi-fungsi itu harus jelas dan nyata. Penggunaanbahasamediayang terpelihara, jujur, jelas, dan santun akan ikut menentukan kredibilitasmediayang bersangkutan dalam meraih simpati masyarakat. Ini artinya, kaidah-kaidah kebahasaan, seperti penggunaanejaan, istilah, tanda baca, dan semacamnya harus diperhatikan dan ditaati sepenuhnya.Selain itu, bahasamediajuga harus lebih mudah dipahami atau dimengerti. Karena tugasnya membawa informasi dan nilai-nilaimoralkepada publik, jadi bahasadalammediaharus mudah dipahami. Apa yang disampaikan dalam sebuahmediajangan sampai menimbulkan pemikiran ganda yang dapat membangun opini yang salah atau opini yang negatif.

Penggunaanbahasamediaseringkali menimbulkan persoalan dilematis. Pada satu sisi, dapat digunakan untuk menyampaikan maksud dan menjelaskan informasi, sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca. Namun pada sisi lain, penggunaanbahasamediaseringkali tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jelas, dan jujur karena  jika harus mengikuti kaidah-kaidahbahasayang baik dan benar, mereka menganggap daya pikat masyarakat cenderung menurun pada media massa dan nilai jualnya pun sangat rendah. Sehingga, sering sekali mengalami penyimpangan di dalamnya. Koran merupakan salah satumediapublik yang  sering  terjebak dalam situasi dilematis karena keterbatasan rubrikasinya. Penyimpangan bahasasering muncul dalam pemberitaan yang disajikan. Berikut adalah contoh bahasakoran yang mengalami gejala penyimpanganbahasa.

“Duapelajaryang Mencuri Beo Dimassa.”

Tepatkah penggunaan bentuk “Dimassa” dalam kalimat tersebut? Salah satu arti “massa” dalam Kamus BesarBahasaIndonesia (KBBI) adalah sekumpulan orang yang banyak sekali”. Dalam kaidahbahasa, bentuk “di” yang diikuti keterangan tempat harus ditulis terpisah. Namun, seandainya ditulis terpisah, bentuk “Di Massa” tetap bukan bentukan yang benar, karena secara logika tidak masuk akal. Antara morfem (satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil) “di” dan “Massa” seharusnya disisipkan kata kerja “hajar” atau “keroyok”, sehingga kalimatnya menjadi :

“DuapelajarMencuri Beo Dihajar atau Dikeroyok Massa.”

Jika orang yang membaca berita tersebut tidak memahami maksud dari penulis, maka akan menimbulkan kesalahpahaman arti.



BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN.

1.Penulisan bahasa yang baik dan benar merupakan salah satu konsep dasar pada penulisan informasi pada media karena berpengaruh penting dalam pengartikulasiannya.

2.Bahasa mediajuga harus lebih mudah dipahami. Agar apa yang disampaikan dalam sebuahmediatidak menimbulkan pemikiran ganda yang dapat membangun opini yang salah atau opini yang negatif.

3.Penggunaanbahasamediayang terpelihara, jujur, jelas, dan santun akan ikut menentukan kredibilitasmediayang bersangkutan dalam meraih simpati masyarakat. Meskipun  pada sisi lain, penggunaanbahasamediasering kali tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jelas, dan jujur serta mengikuti kaidah-kaidahbahasayang baik dan benar, karena mereka menganggap turunnya daya pikat masyarakat pada media massa dan nilai jualnya pun sangat rendah.

DAFTAR RUJUKAN

Hidayat, Asep Ahmad. 2006. Filsafat Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hoed, Benny H. 1983. Ragam Bahasa Berita dan Cirinya. Dalam Konggres Bahasa Indonesia II.  Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun